Beranda Bisnis Produk UMKM Cilegon Radeng Targetkan Ekspor ke Mancanegara di 2024

Produk UMKM Cilegon Radeng Targetkan Ekspor ke Mancanegara di 2024

Owner Radeng, Deni Irawan saat memamerkan beberapa produknya. (Foto: Maulana/BantenNews.co.id)
Follow WhatsApp Channel BantenNews.co.id untuk Berita Terkini

CILEGON – Salah satu UMKM Kota Cilegon dengan nama brand Radeng menargetkan ekspor ke mancanegara di 2024. Target yang dipasang itu bukan angan-angan semata, lantaran UMKM tersebut distribusi produknya sudah meluas hingga Jabodetabek dan Jawa Barat.

Diketahui, brand Radeng yang berdiri sejak 2020 lalu memproduksi rabeg, dengdeng, daging gepuk, dan keripik kentang mustofa untuk produk lokalnya dan telah bekerja sama dengan 100 outlet di Jabodetabek, Jawa Barat dan pusat oleh-oleh di Kota Cilegon.

Owner Radeng, Deni Irawan mengatakan dengan capaian produknya tersebut dirinya menargetkan kerja sama dengan 1.000 outlet dan ekspor ke mancanegara guna mengenalkan makanan lokal khas Cilegon dan Banten.

“Target ke depan di 2024 pertama mencapai 1.000 outlet. Kedua, bisa tembus ekspor karena kapasitas produksi kita sudah lumayan tinggi,” katanya kepada BantenNews.co.id, Rabu (31/1/2024).

Deni menuturkan, dalam penjualannya produk Radeng memang dikhususkan dalam kemasan dan tidak membuka toko karena diperuntukkan untuk oleh-oleh bagi para wisatawan.

Harga yang dibanderol untuk setiap produk Radeng pun cukup terjangkau dan tidak menguras kantong. Produk Redeng dapat mudah ditemukan di setiap toko oleh-oleh di Cilegon dan luar Cilegon.

“Kita spesialis produk kemasan. Jadi kita tidak jual langsung buka toko, tapi lebih ke kemasan. Jadi buat oleh-oleh. Kentang Mustofa kita mulai dari Rp15 ribuan harga ecer terendahnya. Kalau harga jual tertingginya sampai Rp25 ribu per pcs, tergantung area. Kalau rabeg, dengdeng, daging gepuk itu kita jual ecerannya Rp70 ribu sampai Rp100 ribu tergantung area. Umumnya dijual di Rp70-80 ribu,” ucapnya.

Dengan capaian produknya tersebut, Deni mengaku omzet setiap bulan yang dihasilkan cukup besar, meskipun belum di angka yang fantastis.

Baca Juga :  Pelaku Ekraf Dituntut Bisa Beradaptasi dengan Situasi Pandemi Covid-19

“Omzet itu kita belum besar banget, tapi cukup. Omzet sekitar Rp30-50 juta sebulan. Karyawan saat ini ada 2, tapi kalau lagi produksi ada karyawan tambahan bisa sampai 10,” tutupnya.

(Mg-STT/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News