Beranda Bisnis Produk Kelapa Asal Banten Potensi Diekspor ke Luar Negeri

Produk Kelapa Asal Banten Potensi Diekspor ke Luar Negeri

Ilustrasi - foto istimewa

LEBAK – Program Gratieks atau gerakan tiga kali lipat ekspor terus digalakkan untuk mendongkrak ekspor demi meningkatkan kesejahteraan petani.

Salah satu langkahnya, Karantina Pertanian Cilegon menggelar Bimbingan Teknis Komoditas Unggulan Ekspor Produk Kelapa dan Turunannya di Kabupaten Lebak.

Hadir sebagai narasumber Nani Heryani dari CV. BSJ dan Johan Marsuditama Subkoordinator Pelayanan dan Penilaian Kelayakan Usaha Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dan 25 orang petani dan pelaku usaha di wilayah Banten.

Saat membuka acara, Agusman Jaya Subkoordinator Karantina Tumbuhan dalam bimtek itu pihaknya mendatangkan eksportir kelapa bulat.

Agus meminta petani dan pelaku usaha yang hadir saat ini bisa mengikuti dengan baik sehingga dapat menambah wawasan baru ini yang dapat menjadi bekal bagi para petani dan pelaku usaha dalam meningkatkan produksi kelapa baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga tercipta pasar yang baik.

“Harapanya Banten dapat melakukan ekspor atau menjadi supliyer komoditas ekspor untuk meningkatkan pendapatan,” ujar Agus dalam keterangannya, Sabtu (18/6/2022).

Sementara itu, Johan menambahkan bahwa pohon kelapa dari akar hingga buahnya bisa dimanfaatkan atau tidak ada yang dibuang.

Dari akar bisa menjadi bahan baku zat pewarna, bagian batang atau kayunya dapat dimanfaatkan buat bahan bangunan, bagian bunga bisa menghasilkan nira, daun dimanfaatkan buat lidi atau atap dan buahnya mengahsilkan santan, serta batok dan serabutnya juga dapat dimanfaatkan.

Sebagai eksportir kelapa bulat, Nani menerangkan bahwa ada beberapa spesifikasi untuk melakukan ekspor kelapa diantaranya adalah berat kelapa lebih dari 9 ons, umur buah kelapa tua maksimal 3 bulan, tidak bertunas dan kulit kelapa tebal.

Nani mengatakan bahwa pihkanya membeli kelapa langsung dari petani di daerah. “Mengapa demikian karena petani sendiri yang lebih mengerti kualitas kelapa yang baik. Menjadi forwarder atau penyuplai tidak harus mempunyai tempat khusus seperti pabrik misalnya. Cukup memanfaatkan pekarangan rumah yang ternaungi agar tidak kena hujan dan tanah,” terangnya.

Sebelum diekspor, Nani mengatakan pihaknya akan melakukan sortasi terhadap ukuran dan tidak adanya mata tunas. Terlebih lagi pihak Karantina Pertanian selaku fasilitator perdagangan juga akan memastikan kesehatan atau tidak ada Organisasi Penggangu Tumbuhan (OPT) serta tidak adanya mata tunas dikelapa tersebut.

“Biasanya negera tujuan seperti Thailand menghendaki tidak adanya mata tunas dan mengharuskan pengiriman menggunakan reefer container untuk meminimalisir pertumbuhan mata tunas,” terangnya.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News