SERANG – Orangtua calon siswa menggeruduk kantor Dinas Pendidikan Provinsi Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Curug, Kota Serang, Senin (25/6/2018). Sebabnya, kendala teknis pada pendaftaran peserta didik baru (PPDB) online untuk SMA/SMK kian membuat panik orang tua siswa.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Senin (25/7/2018), sejak pagi hari hingga menjelang sore, ratusan wali murid dan calon siswa silih berganti mendatangi Dindkibud Banten. Kedatangam mereka untuk mengadukan sistem PPDB yang kerap error.
Salah seorang warga Kota Serang yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, jika sistem PPDB online sering mengalami gangguan teknis. Bahkan dirinya menyarankan agar penerimaan siswa baru kembali ke sistem manual.
“Kalau nggak siap kembali lagi ke awal (manual). Daftar ke sekolah yang dituju kan punya link masing-masing. Jangan jadinya ngumpul di sini,” katanya saat ditemui di Dindikbud.
Ia menuturkan, berdasarkan informasi yang didapat jika calon siswa tidak lolos bisa mencabut berkas dan bisa mendaftar ke sekolah lain.
“Ini saya sudah dua hari datang ke sini, mau nanya ke siapa? kalau ngadu kesiapa. Kata orang dinas kalau mau lihat passing grade bisa datang ke Kominfo, lalu saya tanya ke sana ke siapa jawabnya nggak tahu, masuk diakal nggak. Terus gimana dong?apa solusinya?,” katanya.
Ia juga meminta, proses penerimaan peserta didik baru pada tahun depan kembali ke sistem manual. “Nggak usah online tinggal pake tes. Jadi ketahuan yang bener mana yang pak uang mana biar ketahuan. Ngapain kaya gini, anak saya bukan satu, suami saya kerja tapi tiap malam saya nongkrongin ini (PPDB),” ujarnya.
Sekretaris Dindikbud Banten Joko Waluyo mengklaim hingga saat ini PPDB online masih lancar. Meski begitu, ia mengakui jika dalam dua hari kemarin terdapat kendala teknis.
“Insya Allah sekarang lancar-lancar saja. Untuk posisi pendaftar saat ini sudah mencapai 100 ribu lebih,” kata Joko saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang.
Mengenai permintaan wali murid yang menginginkan pendaftaran siswa baru kembali ke sistem manual, Joko menjelaskan hal itu tidak bisa diubah. Jika diubah akan merubah prinsip transparansi dan akuntabilitas.
“Kita akan tetep pertahankan. Dan insya Allah ke depan akan jauh lebih baik, yang kurang saat ini kita akan perbaiki. Lagian kan kita sudah nambah help desk di kabupaten/kota,” ujarnya.
Mengenai penambahan waktu pendaftaran, Ia mengaku masih menunggu kebijakan pimpinan.
Sementara, Kepala Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (BTKP) pada Dindikbud Banten, Teddy Rukman menilai banyaknya orangtua calon siswa mendatangi Dindikbud adalah untuk melakukan perbaikan. Ia mengungkapkan, jika pada saat mendaftar banyak kesalahan yang dilakukan.
“Kaya salah klik harusnya Kota Serang malah masuk Kabupaten Serang. Begitu dicari otomatis kecamatannya Anyer, ya iya lah salah. Makanya mereka ke sini mau mereset itu,” kata Teddy.
Kemudian, lanjut Teddy, banyak orang tua mauoun calon siswa salah memilih sekolah yang seharusnya mengkil SMA menjadi SMK. “Alasan mereka ke sini (Dindkbud) lebih ke situ (perbaikan). Makanya kita tamoung dulu, minta konraknya, suruh pulang. Nanti ada admin telepon dan mereka bisa login lagi,” jelasnya.
Ia menilai, kesalahan kecil tapi berdampak cukup signifikan itu harusnya tudak terjadi apabila oarang tua tidak oanik. “Sebenarnya kan itu di web sudah jelas ada SMA yah klik SMA yang mau ke SMK yah klik SMK. Aplikasinya kan yang ngatur sisrem, kalau salah klik yang sudah ke record nggak bisa diulang., kalaupun mau dihapus dulu baru bisa daftar lagi,” ujarnya.
Soal adanya pendapat banyaknya orang tua yang gagao teknologi (gaptek), Teddy menilai, hal itu bukan sebuah alasan. “Sekarang dengan adanya teknologi mereka bisa online, bisa pesen apa aja secara online. Dan soal admin yang di sekolah mereka kaya nggak mau repot terus dikirim ke kita,” katanya. (You/Red)