CILEGON – Kondisi politik dalam negeri yang belum stabil berpengaruh terhadap penjualan baja PT Krakatau Posco. Selama Pemilu 2019, perusahaan baja patungan Indonesia-Korea itu mengalami penurunan penjualan baja domestik sekitar 20 persen.
Direktur HR & GA Krakatau Posco, Muhammad Yusuf Marhaban mengatakan, guna mengakali pemasaran baja domestik yang sedang lesu, pihaknya mengalihkan penjualan baja keluar negeri. Bahkan penjualannya mencapai 60 persen.
“Pelantikan presiden nanti itu kan di sekitar Oktober 2019, begitu juga kabinet baru dibentuk Oktober. Sehingga pembangunan infrastruktur pasti terpengaruh. Rencana-rencana pembangunan pemerintah juga ikut terpengaruh. Apakah ini akan berjalan lama atau tetap, apakah program yang sudah direncanakan itu berjalan terus atau tidak. Sehingga pengaruhnya juga terhadap konsumsi baja domestik yang sekarang ini agak menurun. Sehingga PT Krakatau Posco mengalihkan penjualan ke ekspor,” ujarnya, Selasa (28/5/2019) malam.
Dia menyatakan bahwa akibat kondisi politik nasional yang belum stabil penjualan baja domestik menurun sekitar 20 persen.
“Yang awalnya penjualan baja domestik kita mencapai 60 persen, kini menjadi 40 persen. Sehingga sementara ini dibalik ke ekspor yang tinggi hingga 60 persen,” terangnya.
Namun demikian, kata dia, penjualan baja ke luar negeri tidak membawa untung maksimal bagi PT Krakatau Posco. Sebab, harga baja ekspor lebih murah bila dibandingkan dengan penjualan baja domestik.
“Baja yang diekspor ini biasanya lebih murah bila dibandingkan dengan domestik. Dimana-mana juga begitu harga baja domestiknya lebih mahal bila dibandingkan dia ekspor keluar,” terangnya.
Akibat menurunnya jumlah penjualan baja domestik, jelas berimbas pada turunnya pendapatan perusahaan baja tersebut. Sementara biaya produksi dan bahan baku terus mengalami kenaikan.
“Kalau menurunnya penjualan pasti berpengaruh pada pendapatan, apalagi kalau harga bajanya juga turun. Sekarang ini harga baja turun, sementara harga material naik, biji besinya naik, harga batu baranya juga naik, sementara produk bajanya turun, belum lagi pada market lokal yang berkurang. Sehingga kita balik dari domestik ke ekspor, dimana harga ekspor itu bisa lebih rendah daripada lokal,” paparnya.
Kondisi pasar baja yang belum menentu membuat laporan keuangan PT Krakatau Posco juga ikut negatif.
“Kita untuk triwulan pertama 2019 ini agak negatif secara netto, tetapi operasionalnya positif, operasional profit itu untuk biaya-biaya operasional itu untung, tapi ketika masuk deprisiasi ke bawah di laporan keuangan di atas kita untung, tapi ketika dimasukkan biaya-biaya yang lain itu jadi negatif, tapi saya belum tahu pastinya. Tapi yang jelas masih negatif untuk kuartal pertama ini,” paparnya.
Dia berharap dengan berjalannya waktu politik nasional bisa kembali normal. Sehingga pasar baja domestik kembali menggeliat.
“Kami berharap kedepan bisa naik dan positif ya. Kita belum tahu apakah lebih tinggi dari tahun 2018 atau tidak. Prediksinya kita akan melihat pasar. Mudah-mudahan pembangunan infrastruktur pemerintah semakin cepat. Kabinet pemerintahan juga segera stabil,” harapnya. (Man/Red)