SERANG – Troatoar Jembatan Aria Wangsakara, Jalan Syech Nawawi Al-Bantani menjadi lapak Pedagang Kaki Lima (PKL). Meski sering mendapat teguran dari pihak terkait, namun para PKL tetap berjualan karena desakan kebutuhan hidup sehari-hari.
Imbauan dari petugas Satpol PP untuk tidak berjualan di sepanjang trotoar tak dihiraukan oleh para pedagang. Salah satu pedagang, Jupri mengaku larangan untuk berjualan di sepanjang trotoar. Ia juga mengaku sering mendapat teguran dari Satpol PP namun ia kembali berdagang karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi.
“Kan dulu jualannya pecel lele, nah pas tikungan situ. Karena ngga ada lahan, mau ngontrak nggak ada modal, jadi sementara di sini dulu. Daripada nganggur di rumah. Anak, istri tau sendiri menuntut kebutuhan,” ungkap Jupri, Selasa (4/4/2023).
Sebelumnya, rumah milik pria pedagang pecel lele itu terdampak pembangunan Jembatan Aria Wangsakara. Sebagian rumahnya harus tergusur akibat proyek jembatan era Gubernur Banten Wahidin Halim itu. Sejak saat itu, ia tak bisa berjualan pecel lele di depan rumah.
Jupri mengingkan tempat berjualan yang lebih layak namun tak memiliki modal untuk sewa dan membangun tempat sendiri. Meski diresmikan dengan pesta rakyat, PKL sepertinya harus menyingkir setiap kali ada patroli petugas.
Salah satu pengunjung, Fairuz mengaku nyaman sekaligus khawatir akan terjadi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. “Sebenernya ada enak dan ngga enaknya juga sih. Kebetulah gua suka motret kendaraan di jalan tol atau ngga sekedar duduk-duduk sambal nikmatin kopi. Nah, selain itu ada sisi ngga enaknya, kadang truk juga suka ikut berhenti untuk ngopi,” tukas Fairuz.
Ia berharap pihak terkait bisa memfasilitasi PKL untuk berjualan di lokasi yang lebih aman. “Ya kalau bisa sih dikasih tempat atau nggak dipindah ke jembatan lama yang sepi,” harap Fairuz.
Pemandangan berbeda pada jarak belasan meter dari jembatan. Di bahu Jalan Syeh Nawawi Al Bantani, dumtruk urukan tanah dan pasir justru parkir liar dan mengotori jalan.
Deretan dumtruk berderet dua lajur di jalan aset Pemerintah Provinsi Banten tersebut. Material tanah maerah berjatuhan di lokasi. Ketika hujan turun, kondisi jalan becek dan licin untuk dilalui pengendara roda dua.
Tofik, seorang warga perumahan Bumi Mutiara Serang (BMS) Kota Serang, mengeluhkan perilaku para pengendara dump truk yang sering memarkirkan kendaraan mereka di sepanjang kawasan ruas jalan Syeh Nawari Al Bantani, tepatnya di Jembatan Bogeg Kota Serang.
Menurut Tofik, keberadaan truk tanah tersebut mengganggu aktivitas pengguna jalan yang berlalu lintas di sepanjang jalan jembatan Bogeg.
Tofik berharap pihak kepolisian dapat menertibkan truk yang parkir sembarangan di sepanjang jalan jembatan Bogeg Kota Serang. Ia merasa bahwa tindakan tersebut sangat meresahkan dan membahayakan keselamatan pengguna jalan.
“Saya berharap kepolisian dapat memperbaiki situasi lalu lintas di kawasan Jembatan Bogeg Kota Serang dan menjadikannya lebih aman bagi para pengguna jalan,” ujarnya.
Jurnalis Warga: Alya dan Dani
Editor: Wahyu