PANDEGLANG – Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang bisa mangkal di Alun-alun Pandeglang kocar-kacir saat akan ditertibkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Pandeglang. Puluhan PKL langsung berusaha lari saat petugas datang ke lokasi, Senin (10/6/2024).
Plt Sekretaris Satpol-PP Kabupaten Pandeglang, Saefudin Azid mengatakan, saat ini pihaknya masih memberikan keringanan berupa imbauan untuk para PKL agar tidak berjualan di Alun-alun Pandeglang. Namun jika peringatan tersebut masih tidak diindahkan pihaknya tidak segan-segan memberikan tindakan tegas dengan mengangkut barang-barang milik para PKL.
“Apabila mereka terus melanggar Perda maka akan kami tindak sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Hari ini kami hanya melakukan imbauan saja, kegiatan ini kami akan lakukan secara continue,” kata Azid disela-sela kegiatan, Senin (10/6/2024).
Menurutnya, meski pedagang akan kembali namun jika kegiatan ini terus dilakukan bisa membuat efek jera pada para pedagang. Kata dia, selama ini pemerintah sudah berbaik hati dengan memperbolehkan para PKL untuk berdagang di Alun-alun Pandeglang pada hari Minggu, selain hari itu para PKL tidak diizinkan untuk berdagang di lokasi tersebut.
“Untuk hari Minggu ada pengecualian itu pun hanya sampai pukul 08.00 WIB. Kami akan mengembalikan fungsinya sebagai tempat rekreasi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, seorang PKL Alun-alun Pandeglang, Rumadi mengaku bingung dengan kondisi saat ini. Pasalnya, dia bersama para PKL yang lain was-was jika harus terus main kucing-kucingan dengan Satpol-PP, sedangkan tidak ada tempat untuk mereka berjualan.
“Ini selalu diusir, kami juga mau lah ditempatkan dimana saja yang layak untuk berjualan. Kalau begini gimana baru datang saja sudah diusir, terus dimana solusinya dari pemerintah. Tolonglah di tempatkan dan diatur agar kami bisa cari makan karena kami hanya cari makan saja bukan buat apa-apa,” ucapnya.
Dirinya mengaku siap mengikuti arahan dari pemerintah jika disediakan tempat untuk mereka mencari nafkah, namun selama ini pemerintah tidak memberikan ruang yang jelas untuk mereka berjualan.
“Kami juga ingin jualan tenang kalau ini setiap hari was-was karena terus dikejar-kejar. Tolong ditempatkan dimana saja, terus Sabtu Minggu juga dipastikan jam berapa kami boleh berjualan, kalau ada yang berjualan di luar jam yang sudah ditentukan ya harus ditindak tegas. Tapi kami mintanya (lokasi) di sekitar alun-alun karena yang ramenya hanya di alun-alun, ” harapnya. (Med/Red)