Beranda Pemerintahan Peserta Seleksi CASN Pandeglang Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin dan Antigen

Peserta Seleksi CASN Pandeglang Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin dan Antigen

Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta. (Sumber foto : Memed)

PANDEGLANG – Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kabupaten Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta menegaskan bahwa peserta yang akan mengikuti seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) wajib menunjukkan kartu tanda sudah divaksin dan membawa bukti swab antigen.

Kedua bukti tersebut merupakan salah satu persyaratan bagi peserta yang akan mengikuti seleksi, bagi peserta yang tidak mampu menunjukkan kedua syarat tersebut maka tidak akan bisa mengikuti seleksi.

Kata Fahmi, sesuai jadwal dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), seleksi CASN rencananya akan digelar pada 20 September 2021 di Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 1 Karangtanjung, Pandeglang.

“BKN jadwalnya tanggal 20 September tapi kami inginnya tanggal 15 September karena kalau tanggal 20 September itu terlalu mepet ke Oktober sebab kalau Oktober itu ada agenda jabatan struktural penyederhanaan birokrasi,” ungkap Fahmi, Senin (30/8/2021).

Selain membawa tanda sudah divaksin dan swab antigen, syarat lain yang harus dipenuhi oleh peserta seleksi saat kegiatan berlangsung adalah harus menggunakan masker berlapis.

“Pertama dia harus melampirkan hasil swab antigen, terus kedua harus mempunyai kartu vaksin minimal suntikan yang pertama dan harus menggunakan masker rangkap tiga, yang dua masker kesehatan dan yang satu masker biasa. Ini syarat mutlak kalau tidak ya mohon maaf karena itu persyaratan yang utama,” tegasnya.

Ia membeberkan, saat ini untuk formasi CASN ada sebanyak 504 orang dan yang sudah melamar sebanyak 5000 orang. Sedangkan untuk kegiatan seleksi akan berlangsung selama 15 hari.

“Ini lama sampai 15 hari karena ada 3 sesi dengan kapasitas lebih sedikit, disana (SMPN 1 Karangtanjung) itu 4 ruangan yang kami gunakan tapi itupun tidak kami maksimalkan jadi di minimalkan sehingga ini yang cukup lama. Kalau kapasitas ruangan 100 orang ya paling 50 orang idealnya, kalau dipaksakan paling 70 orang,” katanya.

Menurut Fahmi, hal yang menjadi kekhawatiran dia saat ini adalah mati lampu pada saat kegiatan, namun demikian dirinya sudah melakukan koordinasi dengan PLN terkait permasalahan ini.

“Saya khawatir kalau pas pelaksanaan lampunya malah mati kan bisa repot, kami sudah melakukan komunikasi dengan PLN dan menyiapkan genset untuk mengantisipasi jika mati lampu tapi mudah-mudahan jangan sampai terjadi,” tutupnya. (Med/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News