Beranda Opini Pesan Khutbah di Hari Arafah

Pesan Khutbah di Hari Arafah

Ilustrasi - foto istimewa ivoox.id
Follow WhatsApp Channel BantenNews.co.id untuk Berita Terkini

Oleh: Irfan Lirisfana , Kanwil Kemenag Banten

Rangkaian ibadah haji adalah ritual yang sarat dengan simbol. Sebagai jemaah, engkau harus mampu menangkap dan memahami simbol-simbol itu, agar inti (maqashid) haji bisa kau cerna dengan sempurna, merasuki sanubari, kemudian terpancar dalam perilaku keseharianmu setelah haji nanti. Kain ihram melambangkan kesamaan derajat manusia di hadapan Tuhan. Tak ada si miskin atau si kaya, atasan atau bawahan, semua sama di hadapan Tuhan.

إن أكرمكم عند الله أتقاكم

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.

Niat di Miqat adalah tekad kuat untuk sejenak meninggalkan dunia. Lupakan rumahmu, kendaraanmu, sawah-ladangmu, bahkan keluarga tercintamu. Siapkan perjumpaan indah dengan Tuhanmu, sesaat lagi. Dulu engkau terlahir ke dunia tanpa membawa apa pun. Kini ketika engkau hendak pulang keharibaan Tuhan, engkau pun tak perlu membawa apa-apa. Hartamu di sana hanyalah titipan. Jabatan yang kau sandang di tanah airmu adalah amanah sesaat yang kelak akan kau pertanggungjawabkan.

Saat ini, engkau memasrahkan dirimu yang hina itu, bersimpuh di padang pasir terik yang bernama Arafah. Tahukah engkau bahwa Arafah adalah gambaran Mahsyar?. Di Arafah ini, kenalilah jati dirimu. Rendahkanlah hatimu, buanglah keakuanmu, lalu tinggikanlah nama Tuhanmu. Renungkanlah apa tujuan hidupmu: dari mana engkau berasal, di mana kamu sekarang berada, dan hendak ke mana engkau pulang.

من عرف نفسه فقد عرف ربه

Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhan nya.

Tawaf artinya bergerak. Dalam hidup keseharian, engkau harus bergerak. Jangan diam. Karena jika diam, engkau akan terlindas dan hilang. Tapi ingat, gerak hidupmu apa pun itu, harus selalu berada dalam koridor jalan Tuhanmu. Jangan pernah melenceng dari pedoman. Karena harta sebanyak apa pun, jabatan setinggi mana pun, atau popularitas sehebat apa pun, jika tidak dibarengi kepatuhan kepada Tuhan, semua hanyalah bencana. Tidak akan membawa kebahagiaan dalam hidup.

Baca Juga :  Silaturahmi di Bulan Ramadan

ضربت عليهم الذلة أينما ثقفوا إلا بحبل من الله وحبل من الناس

Mereka di liputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.

Sa’i melambangkan perjuangan. Engkau dalam hidup ini pasti memiliki cita, target atau keinginan. Semua itu tidak akan datang begitu saja, melainkan harus diusahakan, dikejar semaksimal mungkin. Tak ada tempat di muka bumi ini bagi mereka yang santai berpangku tangan.

فانصب فإن لذيذ العيش في النصب

Berjuanglah, kata Imam Syafii, karena kenikmatan hidup itu akan kau rasakan setelah engkau menempuh perjuangan berat.

Melontar jumroh artinya membuang sifat-sifat buruk dari dalam dirimu. Penyakit-penyakit hati yang selama ini bersemayam dalam jiwamu: hasud, iri, dengki, riya, sombong, dan angkuh lemparkanlah jauh-jauh, sebagaimana engkau melemparkan batu-batu itu ke tiang jamarat. Karena semua itu adalah perangai setan, dan bukan rahasia lagi bahwa hobi setan adalah mencelakakanmu.

الم أعهد إليكم يا بني آدم أن لا تعبدوا الشيطان، إنه لكم عدو مبين

“Bukankah aku telah perintahkan kepadamu wahai Bani Adam, janganlah engkau semua memuja syetan, krn sesungguhnya syetan adalah musuh nyata bagimu.” Q.S Yasin: 60.

(***)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News