SERANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Perwakilan Provinsi Banten merilis pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan I 2020 dibandingkan triwulan I 2019 (year on year) mengalami pelambatan. Dimana, pertumbuhan ekonomi Banten di triwulan I 2020 hanya sebesar 3,09 persen dibandingkan di triwulan yang sama pada 2019 yang mencapai 5,45 persen.
Sementara, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 8,70 persen. Dari sisi pengeluaran dicapai oleh komponem konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,19 persen.
Kepala BPS Perwakilan Banten, Adhi Wiriana mengatakan, ekonomi Banten pada triwulan I 2020 mengalami kontraksi sebesar 3,01 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya di triwulan yang sama.
“Dari sisi produksi, penurunan disebabkan oleh kontraksi di beberapa lapangan usaha, seperti industri pengolahan, pedagang besar dan eceran, reparasi mobim dan sepeda motor, kontruksi, transportasi dan pergudangan, jasa pendidikan, penyedia akomodasi dan makan minum, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wjib serta pengadaan listrik dan gas,” jelas Adhi kepada BantenNews.co.id, Selasa (5/5/2020).
Adhi memaparkan, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan I lebih banyak diwarnai faktor musiman seperti lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh sebesar 2,02 persen.
Meski begitu, lanjut Adhi, terdapat pertumbuhan positif di lapangan usaha pengadaan air, pengolagan sampah, limbah daur ulang yang tumbuh sebesar 1,78 persen.
“Jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh sebesar 1,68 persen, informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 1,16 persen. Jasa perusahaan sebesar 1,15 persen dan jenis usaha lainnya,” paparnya.
Secara umum, dirinya mengungkapkan, struktur perekonomian di Pulau Jawa pada triwulan I 2020 masih didominasi Provinsi DKI Jakarta yang memberikan kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) se Jawa sebesar 30,61 persen.
“Kemudian diikuti Jawa Timur sebesar 24,29 persen, Jawa Barat sebesar 22,20 persen dan Jawa Tengah sebesar 14,31 persen. Sementara Banten memberikan kontribusi sebesar 6,93 persen, disusul DI Yogyakarta sebesar 1,45 persen,” ujar Adhi.
(Tra/Mir/Red)