Pasangan yang berpacaran tak jarang merasa bahwa dunia hanya milik berdua saja, tanpa terkecuali anak-anak termasuk buah hati yang telah beranjak dewasa.
Tanpa sadar, gaya pacaran sepasang kekasih pun bisa membuat orang-orang di sekitar menjadi risih. Tentunya tak ingin ‘kan hal serupa terjadi pada anak kita.
Yuk ketahui 6 gaya pacaran remaja di Indonesia yang seharusnya mulai dihilangkan, yang bisa jadikan acuan dalam mendidik anak! Berikut seperti dilansir mommyasia.id
1. Panggilan Sayang yang Belum Semestinya
Panggilan sayang memang bisa dianggap sebagai tanda cinta, tapi tak perlu berlebihan juga, ‘kan? Memiliki panggilan sayang antara anak dan pacar memang tak ada salahnya, tapi tak perlu sampai menggunakan panggilan seperti Ayah-Bunda atau Papi-Mami, ya! Moms harus mulai waspada bila mendengar anak dan pacarnya sudah mulai menggunakan panggilan sayang seperti ini.
2. Pacaran di Medsos
Posting foto mesra dengan pacar setiap hari, posting screenshot chat, posting lagu di Instastory sambil tag si dia, hingga ngobrol di lapak komentar postingan orang lain adalah contoh-contoh kelakuan orang pacaran di media sosial. Sesekali upload foto dan sharemomen ketika sedang bersama memang tak masalah, Moms dan Dads juga pasti melakukannya. Nah, anda harus memberikan pengertian pada anak agar tidak melakukan hal-hal berlebihan di media sosial, apalagi ngobrol sembarangan hingga dituduh ‘salah lapak’ dan menyebabkan orang lain tak nyaman.
3. Bertukar Password Akun Sosial Media
Selain pacaran di media sosial, bertukar password medsos juga merupakan salah satu kebiasaan pacaran di Indonesia lho. Bahkan ada beberapa pasangan yang memutuskan untuk memiliki akun bersama.
Anda harus berhati-hati ya, didik anak dan berikan pengertian serta ketegasan mengenai pentingnya menjaga informasi pribadi. Pacar tak punya hak untuk mengetahui informasi sensitif pribadi. Berikan penjelasan bahwa apa yang sudah ada di dunia maya tak akan pernah hilang selamanya, dan selalu ada kemungkinan akun sosial media diretas pihak tak bertanggung jawab, meski mempercayakannya pada orang yang kita anggap paling dekat. Saling percaya dan menghargai privasi masing-masing adalah pilihan yang lebih baik.
4. Pasang dan Update Status di Semua Medsos
Kebiasan selanjutnya adalah memasang foto profil bersama pacar sekaligus menulis nama pacar di semua status media sosial. Kebiasaan yang satu ini tak jauh berbeda dengan pasangan yang pacaran di medsos.
Hubungan anak dan pacar bisa menjadi konsumsi publik dan semua orang akan tahu kapan hubungan anak anda dan pacar baik-baik saja dan kapan kalian sedang bermasalah. Beritahu dan tegaskan pada anak, bahwa hal-hal tersebut bukanlah konsumsi publik, dan melakukannya bisa membawa bibit masalah seperti perseteruan yang tak perlu.
5. PDA (Public Display Affection)
Orang yang jatuh cinta seringkali lupa bahwa dirinya sedang berada di tempat umum. Kenal atau tidak kenal orang-orang yang ada di sekitar, pastinya tetap akan merasa risih jika anak dan pacar menunjukkan kemesraan yang berlebihan.
Sekedar pegangan tangan ketika sedang jalan berdua mungkin wajar, tapi kalau sampai peluk-pelukan di pinggir jalan? Duh, anda tak mau ‘kan anak anda jadi bahan omongan orang-orang? Pastikan anda memberikan batasan-batasan kontak fisik sesuai norma yang berlaku.
6. Anniversary Setiap Bulan
Yang namanya anniversary hanya dirayakan satu tahun sekali. Jika anak anda ingin merayakannya setiap bulan sebutlah dengan monthsary, mensiversary, atau lunaversary.
Tapi bisa pikirkan lagi, haruskan dirayakan setiap bulan? Sepertinya terlalu berlebihan bukan? Anak dan pacar boleh saja saling mengucapkan selamat hari jadi setiap bulannya, tetapi tak perlu ada perayaan khusus ataupun pamer ke orang lain, bukan? Anda bisa mengajak anak dan pacarnya merayakan dengan kegiatan yang lebih positif, seperti memasak bersama-sama di rumah untuk saling mengenal satu sama lain lebih jauh. Dengan cara ini pula, anda bisa mengenal lebih baik seperti apa pasangan yang anak pilih. (Red)