BANTEN – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Wahana Edukasi menggelar kegiatan Masterclass Pengembangan Skenario Original Series (SCENE) 2024. Acara ini dalam rangka mendorong pengembangan industri perfilman nasional. Kegiatan berlangsung di Movenpick, Hotel Jakarta City Centre pada Jumat-Rabu, 18-23 Oktober 2024.
Program ini merupakan inisiasi dari pemerintah untuk menjembatani kebutuhan industri akan konten dan ide cerita dengan talenta baru dari seluruh nusantara dalam rangka mendukung ekosistem ekonomi kreatif.
Ade Ubaidil, pemuda asal Cilegon berhasil menjadi satu-satunya peserta perwakilan dari Provinsi Banten yang lolos menjadi peserta 20 penulis terpilih dalam program tersebut. Melalui surat undangan yang dikirim oleh panitia kegiatan, Ade berhasil mengalahkan 600 orang yang mendaftarkan diri sebagai peserta program.
“Awalnya dapat informasi dari akun Instagram Kemenparekraf dan Wahana Edukasi soal lomba seleksi penulis skenario serial ini, lalu ikut roadshownya di Bandung,” kata Ade dalam sesi wawancara.
Setelah mengirimkan ide cerita serial dan skenario teaser, tersaring 100 ide cerita terbaik dan Ade termasuk di dalamnya. Kemudian peserta diberikan beragam materi dan penugasan dari para experts. Inkubasi online tahap 2 yang telah diselenggarakan di Bulan September 2024 telah mengkurasi menjadi 50 ide cerita dan kemudian tersaring lagi menjadi 10 cerita yang berhak diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti inkubasi offline hingga demoday kepada para stakeholders di industri dalam acara yang bertajuk ShowcaSCENE.
“Saya lolos 100 besar. Lalu dapat pembekalan materi dan tugas lagi untuk masuk 50 besar, alhamdulillah tahap itu masuk. Kemudian diambil 10 cerita terpilih. Saya gagal masuk. Menariknya, setiap peserta yang terpilih boleh memilih 1 orang jadi tim developer untuk membantu mengembangkan ceritanya itu,” sambungnya.
Menurut keterangan dari Ade, setelah pengumuman 10 cerita terpilih, ia dihubungi oleh Devy Kurnia Alamsyah dari Pariaman, Sumatera Barat untuk masuk ke dalam kelompoknya dan membantu mengembangkan naskah “Tolak Rizki” yang ditulisnya.
“Jadi akhirnya saya masuk 20 besar dan mengikuti inkubasi offline di Jakarta selama kurang lebih seminggu, dapat mentoring lagi dari para expert seperti Arief Ash Shiddiq, Ifan Ismail, Gina S. Noer, Riri Riza dan mentor keren lainnya untuk kemudian kita presentasi atau pitching di depan investor film dan produser film serta tamu undangan,” ungkapnya.
Keberhasilan Ade tidak lepas dari usahanya untuk terus belajar, terutama yang disiapkan adalah mental, karena rangkaian acara cukup panjang dari Juli sampai November nanti. Pengetahuan soal film dan serial juga terus ditambah olehnya, apalagi yang berkaitan denga cerita yang akan ditulis. Bersyukurnya saat ini dia sedang menempuh pendidikan Pascasarjana di Universitas Kristen Petra, Surabaya jurusan Scriptwriting & Copywriting.
“Tantangan dalam program ini adalah yang ikut seleksi bukan penulis pemula, tetapi rata-rata mereka yang udah terjun di industri, bahkan udah ada yang nulis skenario film, sinetron FTV,” ujar bujangan yang sudah menulis banyak buku ini.
Acara berlangsung sukses dan setiap peserta mendapatkan plakat SCENE serta sertifikat hak cipta untuk setiap judul cerita yang dibantu-uruskan oleh Kemenparekraf.
Devy mengatakan kegiatan kali ini peningkatannya jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Scene 2021 saya ikut dan saya merasa sekarang jauh lebih proper dan materi yang diberikan membantu kita untuk merevisi karya jadi lebih baik. Saya merasa datang membawa cerita dan ternyata saya pulang mendapat keluarga,” akunya. (Ink/red)