LEBAK – Omzet penjulan hewan kurban di sejumlah lapak pedagang hewan yang ada di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, pada Idul Adha tahun ini mengalami penurunan. Salah satunya, hewan kurban jenis kambing yang turun hingga mencapai 70 persen.
Kusnadi, salah satu pedagang hewan kurban yang membuka lapak di Kampung Cempa, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar mengatakan, untuk penjulan tahun ini jelas terasa berkurang dibanding tahun lalu.
“Dari awal sampai hari ini kami membuka lapak, hewan kurban yang baru terjual hanya keluar 10 ekor. Sedangkan tahun lalu, satu pekan menjelang hari raya Idul Adha bisa terjual 30 ekor,” kata Kusnadi, Selasa (6/8/2019).
Menurutnya, salah satu penyebab menurunnya omzet penjualan hewan kurban selain berbenturan dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah dan kenaikan harga kambing yang mencapai kisaran Rp400-500 ribuan.
“Jadi, kalau tahun lalu kita menjual harga hewan kurban jenis kambing, masih di angka Rp3,5 juta sedangkan tahun 2019 sudah tidak ada harga kambing yang berat bobotnya sekitar 60 kilogram dijual dengan harga tersebut. Sekarang kami menjual Rp4 juta,” katanya.
Harga kambing naik karena didatangkan dari Kabupaten Cianjur. Dari daerah itu, pelapak umumnya memperoleh hewan kurban yang sehat, bersih, besar dan bulunya tebal.
“Kambing lokal, belum bisa mengalahkan kambing yang berasal dari kabupaten luar,” ungkapnya.
Sementara Bayu, penjual hewan kurban lainnya mengaku bahwa penjualan hewan kurban di tahun ini tidak bisa diandalkan. Terlebih selama kurang lebih dua pekan berjualan, belum kunjung setiap harinya terjual.
“Untuk penjualan dari awal hingga hari ini kami baru menjual sebanyak dua ekor,” kata Bayu saat ditemui di lapaknya.
Kata dia, akibat harga yang naik, peminat pun belum pasti. Pengunjung umumnya sekedar mampir dan menanyakan harga.
“Untuk paling murah harga hewan kurban dibandrol dengan harga Rp2,5 juta yang beratnya sekitar 40 kilogram, kalau yang beratnya 60 kilogram sebesar Rp4 juta,” ujar Bayu. (Ali/Red)