Beranda Nasional Pengusaha Sektor Pertanian Didorong Lakukan Transaksi Digital

Pengusaha Sektor Pertanian Didorong Lakukan Transaksi Digital

Wamentan Sudaryono saat acara temu bisnis. (IST)

TANGERANG – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meminta para pengusaha untuk melakukan transaksi dan kerjasama melalui sistem digital. Langkah ini sangat penting untuk mendukung transparansi dan menumbuhkembangkan produk lokal sebagai penguat ekonomi nasional.

“Penggunaan teknologi itu satu hal yang sangat kita dorong agar semakin banyak industri pertanian yang bergerak sehingga ke depan tidak perlu diam-diam dalam melakukan deal karena semua sudah ada digital,” ujar Wamentan dalam kegiatan Temu Bisnis P3DN tahap VIII yang digelar di ICE BSD, Tangerang Bantan, Selasa (17/9).

Menurut Wamentan, teknologi merupakan sistem kerja yang membawa solusi terhadap kemudahan pelayanan. Bahkan dalam prakteknya, teknologi bahkan tidak perlu membaca berjilid-jilid buku karena semuanya hanya tinggal satu kali kilik atau satu kali sentuh melalui layar smartphone.

“Orang itu tidak lagi harus membaca berdiri-jilid buku atau harus mengerti semua hal tapi cukup dengan satu tools AI atau chat GPT kita bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Jadi dengan temu bisnis VIIII, kita berharap kembali lagi nge-charge moril kita nge-charge langkah kita semangat kita bahwa kita harus mendahulukan kepentingan dalam negeri kita mendahulukan produk-produk dalam negeri kita mendahulukan industri yang dibangun di dalam negeri kita,” katanya.

Selain itu, kata Wamentan, teknologi juga terus mempermudah jangkauan pelayanan pemerintah bagi daerah-daerah perbatasan seperti ujung Aceh sampai ujung Papua. Dari sana, pelayanan dan pemerataan bisa dilakukan secara cepat dan tepat sasaran.

“Sekali lagi saya sampaikan teknologi ini adalah keniscayaan, teknologi ini akan terus berkembang dan mari kita sama-sama menggunakan layanan teknologi ini dengan sebaik mungkin,” katanya.

Dari sisi yang lain, Wamentan meminta agar semua program yang berjalan saat ini mampu dikawal dengan baik sehingga ke depan pelayanan yang ada dapat mencapai target sesuai dengan visi dan misi.

“Kita harus memiliki visi, misi, planning sampai eksekusi. Namun masalahnya, kelemahan kita adalah tidak melalukan monitor dan evaluasi. Karena itu harus dilakukan monitoring dan evaluasi terkait seberapa efektif pelaksanaan dari kegiatan kita,” jelasnya. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News