Menurut adat dan budaya masyarakat di seluruh dunia, kodrat pria adalah mencari nafkah untuk keluarganya. Sementara, wanita bertugas mengasuh anak-anak dan mengurus rumah.
Namun kini banyak dijumpai wanita yang menjadi pencari nafkah utama dalam rumah tangga, yang menghasilkan uang lebih banyak dari suaminya. Kesenjangan ini kerap menimbulkan konflik mulai dari ketidakpuasan istri, suami yang mudah tersinggung, sampai perselingkuhan.
Farnoosh Torabi, penulis buku When She Makes More memberikan beberapa wejangan untuk mengatasi konflik rumah tangga akibat perselisihan gaji. Berikut seperti dilansir popbela.com.
1. Pahami apa yang dirasakan pria
Bela, pria yang penghasilannya lebih sedikit akan merasa minder dan lebih sensitif. Mereka juga cenderung lebih mudah depresi. Sebagai istri, kamu harus terus memberikan support padanya. Katakan sejak awal bahwa kamu tidak masalah dengan kondisi ini, selama dia tetap mau bekerja keras.
2. Dukung terus kariernya
Tentu kamu juga akan merasa senang kan, kalau dia bisa meraih karier impiannya? Karenanya, dukung terus semua usahanya dalam berkarier. Jika perlu, bantu dia dengan segala kemampuan yang kamu miliki. Selain merasa diperhatikan, pria juga akan merasa dihargai.
3. Biarkan dia yang membayar tagihan
Rencanakan pengaturan keuangan bulananbersamanya dan diskusikan uang siapa digunakan untuk kebutuhan apa. Jika gajinya memang mencukupi, gunakan itu untuk membayar sejumlah tagihan, misalnya listrik, pajak, internet, pulsa telepon, air, atau kebutuhan lainnya.
4. Pisahkan rekening
Pemisahan rekening perlu dilakukan, kalau-kalau pasanganmu adalah orang yang kurang baik dan ceroboh dalam menggunakan uang. Pisahkan tabungan dan rekening gajimu dengan tabungannya sendiri, sehingga kamu lebih leluasa mengatur uang yang kamu miliki. Dia pun juga leluasa untuk mengatur uangnya sendiri.
5. Lakukan pembagian peran yang sehat dan seimbang
Menurut penelitian, wanita yang bekerja dan menghasilkan lebih banyak uang juga berperan lebih banyak dalam urusan rumah tangga. Untuk menjaga hubungan dan kondisi mental yang tetap sehat, mulailah membagi peran di rumah. (Red)