Beranda Kampus Pengaruh Kenaikan Harga Pokok Terhadap Fenomena yang Terjadi Dibulan Ramadan

Pengaruh Kenaikan Harga Pokok Terhadap Fenomena yang Terjadi Dibulan Ramadan

Renaldi Irwansyah, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang

Oleh : Renaldi Irwansyah, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang

Dibulan Ramadan hampir setiap orang terutama kaum perempuan, mengeluh dengan naiknya harga bahan pokok. Harga sejumlah bahan pokok kompak naik dalam sepekan H- Ramadan, harga bahan pangan yang melambung dan cukup mencolok dalam beberapa hari yakni daging ayam, daging sapi, minyak goreng & cabai merah.

Fenomena ini sebenarnya wajar, dimana ada peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pedagang pun tidak mau kehilangan kesempatan untuk mengambil keuntungan yang lebih besar, tapi hal ini sangat meresahkan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan minim.

Berdarsarkan pantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada senin (11/4/2021), Daging Ayam Naik dari Rp. 39.000 menjadi Rp. 45.000, Daging Sapi dari Rp. 128.000 menjadi Rp.133.000 per kilo, telur ayam dari Rp. 22.000 menjadi 24.500. Sementara Cabai dengan rata-rata di seluruh pasar indonesia mencapai Rp. 112.650 per kilogram, naik Rp.9.650 dibandingkan senin (26/03),

Bahan pangan lainnya seperti beras jenis IR 64 naik Rp. 208 menjadi Rp.11.716 per kg, bawang merah Rp. 35.200 per kg, bawang puting Rp. 29.450 per kg dan gula pasir Rp. 14.300 per kg.

Faktor yang memicu meningkatnya harga bahan pangan adalah terganggunya pasokan yang ikut mendorong kenaikan harga, prinsip supply and demand, rantai retribusi yang panjang dan adanya kartel sembako. Dimana hal ini lumrah terjadi karena konsumsi masyarakat indonesia dibulan Ramadhan cenderung meningkat. Yuk kita pelajari lebih lanjut faktor yang memicu kenaikan harga.

1.     Prinsip Supply (Penawaran) and Demand (Permintaan)

Salah satu penyebab utama harga barang terus melonjak adalah prinsip supply (penawaran) and demand (permintaan). Seperti salah satu hukum ekonomi mengatakan apabila permintaan meningkat dan barang tidak ada maka cenderung terjadi kenaikan harga barang.

Baca Juga :  Cara Cepat Menyelesaikan Skripsi Kuliah

Kenaikan harga suatu barang sebagian besar terjadi karena faktor gagal panen, yang menjadika harga hasil panen melonjak drastis, harga naik terjadi karena gagal panen pada petani akibat cuaca buruk. Gagal panen ini menyebabkan jumlah kebutuhan pangan di pasar menurun sedangkan permintaan meningkat sedangkan jumlah barang tetap bahkan cenderung berkurang.

2.     Rantai Retribusi Pangan yang Panjang

Proses memindahkan barang pokok dari produsen ke konsumen membutuhkan proses yang begitu lama, barang dari produsen dibawa ke pemasok, pemasok dibawa ke distributor, distributor ke pasar, dari pasar ke pedagang besar, dan dari pedagang besar ke pedagang kecil. Proses distribusi juga tergantung daerah dan tiap daerah beda-beda biayanya, iya kalau proses distribusi ini dalam satu daerah, kalau antar daerah, proses dan biayanya akan makin naik

3.     Kartel Sembako

Kartel adalah gabungan dari beberapa produsen independen yang menimbun barang dalam rangka menguasai pasar, pelaku kartel memainkan harga dengan cara menimbun banyak hasil panen hingga stok di pasar menipis, kemudian mematok harga setinggi mungkin agar untung.

Pelaku kartel seperti ini masih kerap terjadi, tetapi pemerintah tidak tinggal diam dengan masalah ini. Setiap tahunnya, ada operasi pasar untuk cek harga sembako dan mencari tahu penyebab kenaikan harga pokok sembako tersebut. Kalau kenaikan memang karena kartel, maka pemerintah dan pihak berwajib tidak akan segan menjatukan hukuman.

 

Apakah kita harus pasrah saja mengikuti kenaikan harga ini tanpa bisa melakukan apa-apa? Sebenarnya ada cara untuk mengatasi kenaikan harga pokok dibulan Ramadhan, seperti:

 

1.     Mempersiapkan suplai kebutuhan pokok menjelang bulan ramadhan dan lebaran.

Aktor yang berperan dalam mengendalikan suplai kebutuhan pokok adalah pemerintah, produsen, serta pedagang. Pemerintah dapat berkoordinasi dengan para produsen, contohnya para petani sayuran serta peternak hewan, untuk menambah jumlah produksinya saat menjelang bulan ramadhan serta lebaran, agar kebutuhan para konsumen dapat terpenuhi dan kenaikan harga barang dapat diatasi. Hal ini juga bisa menghindari perbuatan para pedagang yang tak bertanggung jawab dengan menimbun dahulu bahan-bahan pangan saat harga masih murah.

Baca Juga :  Untirta Bakal Umumkan Calon Mahasiswa yang Lolos Jalur Prestasi atau SNBP

2. Sebagai konsumen, kendalikan diri agar tidak kalap belanja

Jangan hanya mengandalkan kerja pemerintah, produsen, dan pedagang untuk mengendalikan harga barang pokok. Kita sebagai konsumen juga bisa ikut membantu, dengan tidak terbawa nafsu membeli semua kebutuhan pokok dalam jumlah besar. Saat momen hari raya, tentu para pekerja biasanya mendapatkan THR dan seringkali menggunakan uang tersebut untuk belanja macam-macam. Nah, perilaku konsumtif yang dilakukan secara berjamaah ini juga memicu naiknya tingkat demand.

Dengan mengendalikan hawa nafsu sedikit, kita bisa tetap menjaga jumlah demand agar tidak meningkat secara drastis, sehingga kenaikan harga dapat sedikit teratasi. Toh pada bulan ramadhan memang waktunya bagi kita untuk dapat mengendalikan hawa nafsu kan? Jadi, cukup membeli barang-barang yang memang dibutuhkan saja. Meskipun memang ada peningkatan karena ini momen hari raya, tapi jangan terlalu berlebihan ya.

(***)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News