Oleh : Reza Anggelita, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dengan pekerjaannya untuk menghasilkan sistem kerja yang optimal, untuk evaluasi dan perancangan alat kerja, prosedur, lingkungan, organisasi yang EASNE (Efektif, Aman, Sehat, Nyaman dan Efisien. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon dan nomos. Ergon berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Dan Ergonomi di tempat kerja ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal dan efisien.
Ada beberapa alasan, mengapa perlu menerapkan Ergonomi? yaitu tingginya keluhan dan gangguan otot rangka sebagai penyakit akibat kerja: sakit bahu, pinggang, pergelangan tangan selain itu kecelakaan kerja masih tinggi akibat kelelahan dan rancangan display & tombol mesin serta prosedur kerja yang tidak ergonomis. Dan sering terjadi human error, izin sakit pekerja masih tinggi, cacat produksi masih tinggi dan tingkat kenyamanan kerja masih rendah serta tingkat produktivitas masih rendah.
Tujuan utama dari diterapkannya ergonomi yaitu untuk memahami atau memperoleh pengetahuan mengenai interaksi antara manusia dengan segala hal yang ada di sekitar manusia terkait dengan pekerjaan dapat mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan performa keseluruhan pada sistem kerja. Contoh Penerapan Ergonomi Pada Pekerjaan
1. Kasus pekerja kantoran bekerja di meja komputer
Ketika kita bekerja dengan menggunakan komputer (misalnya mengetik), tentu perlu memperhatikan desain meja, kursi dan jarak pandang terhadap monitor.Bila desain meja terlalu rendah dari kursi, maka yang terjadi kita akan mengetik dengan cara membungkuk. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh terhadap kelelahan pada tulang punggung, yang berakibat nyeri. Oleh karena itu desain meja dan kursi perlu diperhatikan agar dalam mengetik kita tidak dalam kondisi membungkuk. Dan jarak pandang dengan monitor juga perlu diperhatikan,agar tidak terlalu dekat dengan mata. Karena dapat menimbulkan kelelahan pada mata, sehingga dapat merusak daya penglihatan.
2. Kasus pada pekerja bangunan
Ketika kita mengangkat batu bata dengan jumlah tertentu dengan tangan kosong, terkadang kita lupa tata cara dalam mengangkatnya. Pada kebanyakan kasus para pekerja bangunan mengambil batu bata di tanah dengan cara membungkukkan badan sambil berdiri. Hal ini tentu saja tidak bisa dibenarkan, sebab dapat menyebabkan sakit pada tulang belakang akibat titik tumpu benda kerja berpusat pada tulang belakang. Penanganannya yaitu ketika mengangkat batu bata harus bertumpuan pada lutut kaki. Pengangkatan batu bata harus dilakukan dalam posisi jongkok, sehingga titik tumpu beban kerja berada di lutut kaki, bukan pada tulang punggung.
Mengapa Ergonomi di Tempat Kerja Perlu Diprioritaskan?
1. Menurunkan biaya
Penerapan ergonomi yang baik penting untuk menurunkan risiko penyakit yang berhubungan dengan penyakit muskuloskeletal, yaitu anggota tubuh meliputi badan, leher, dan punggung.Jika risiko ini bisa diturunkan, perusahaan bisa menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk kompensasi pekerja yang mengalami penyakit akibat ergonomi yang tidak baik. Dengan ini, perusahaan bisa menghemat dengan cukup signifikan.
2. Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja
Penerapan ergonomi di tempat kerja penting untuk meningkatkan produktivitas. Ergonomi juga meliputi posisi meja, kursi, monitor komputer, keyboard, bahkan pencahayaan. Seluruh elemen dalam ruang kerja ini dapat memengaruhi produktivitas pekerja secara positif dan negative. Postur kerja yang baik serta penataan ruang kerja yang tepat akan menurunkan energi yang harus dikeluarkan dalam melakukan sesuatu.Selain itu, hal ini juga menghemat kebutuhan gerak untuk menggapai hal-hal di sekitar tempat kerja. Dengan begitu, proses bekerja akan lebih efektif dan nyaman.
3. Memperbaiki fokus kerja
Banyak pekerja yang mengalami kesulitan untuk tetap fokus pada pekerjaan.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fokus karyawan adalah dengan memastikan ergonomi di tempat kerja sudah baik. Hal ini penting, karena dengan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, karyawan akan merasa bahwa kesehatan dan keamanan mereka menjadi prioritas.Dengan begitu, moral bekerja akan meningkat dan etos kerja pun menjadi lebih baik.
4. Menciptakan lingkungan dan budaya kerja yang aman
Budaya perusahaan merupakan hal yang penting bagi keberlangsungan perusahaan. Apabila sebuah perusahaan mampu mengintegrasi nilai-nilai ergonomi yang baik dan benar, akan tercipta sebuah budaya yang aman dan nyaman.
Manfaat Pelaksanaan Ergonomi di Tempat Kerja:
1. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja.
2. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja.
3. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat bekerja.
4. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja.
5. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
6. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja.
7. Meningkatkan faktor keselamatan kerja.
8. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan untuk individu dan institus.
Masalah Akibat Lingkungan Kerja yang Tidak Ergonomis
Masalah terbesar yang dihadapi para pekerja setelah melakukan pekerjaannya adalah kelelahan. Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemuliham setelah istirahat. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static muscular loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive).
Sebab-sebab kelelahan yang utama adalah pekerjaan yang monoton, beban dan lama kerja terlalu berat, lingkungan pekerjaan, sakit dan gizi yang buruk, dan kurangnya waktu istirahat. Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6-8 jam sisanya untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal lamanya kerja melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani dapat dipertahankan. Dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik, Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis, Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique, Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
Gejala klinis dari kelelahan adalah perasaan lesu, ngantuk, dan pusing, sulit tidur, kurang atau tidak mampu berkonsentrasi, menurunnya tingkat kewaspadaan, persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada atau berkurangnya keinginan untuk bekerja, dan menurunnya kesegaran jasmani dan rohani. Jika kelelahan yang terjadi sudah dalam batas waktu kronis, maka gejala yang ditimbulkan adalah meningkatnya ketidaksatbilan jiwa, depresi, dan meningkatnya sejumlah penyakit fisik.
Upaya dan penanggulangan Kelelahan
Upaya dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya terjadi:
1. Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising,
2. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang.
3. Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor,
4. Tempo kegiatan tidak harus terus menerus,
5. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan,
6. Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja,
7. Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja,
8. Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja,
9. Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
10. Pekerja remaja dan usia tua
11. Wanita hamil dan menyusui
12. Pekerja shift
Dengan memahami pentingnya aspek ergonomi, maka setiap industri harus melakukan evaluasi secara integratif untuk menilai sejauh mana kecocokan rancangan sistem kerja yang ada (termasuk pekerjaan itu sendiri) dengan para pekerjanya Sistem kerja yang dinilai meliputi mesin dan alat, material, metode kerja, lingkungan fisik (pencahayaan, termal, kebisingan), tata letak komponen dan ruang kerja (workplace and workspace). Evaluasi ergonomi ini penting terlepas dari apa pun bentuk industri mulai dari industri manufaktur, industri jasa, ataupun industri proses.
(***)