Beranda Pemerintahan Pemkab Serang Genjot Pertanian Hadapi Target Nasional

Pemkab Serang Genjot Pertanian Hadapi Target Nasional

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Serang, Suhardjo (Rasyid/BantenNews.co.id).

KAB. SERANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang terus mengupayakan optimalisasi lahan pertanian di tengah tantangan alih fungsi dan keterbatasan lahan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Serang, Suhardjo menjelaskan pihaknya tidak melakukan penambahan lahan pertanian baru, justru sempat terjadi pengurangan lahan.

“Memang kita ga ada (penambahan lahan pertanian), pengurangan lahan kita memang ada, tapi kita masih punya peraturan kawasan LP2B itu tetap kita akan berkurang,” ungkapnya Kepada BantenNews.co.id, Senin (7/4/2024).

Ia menegaskan, fokus pemerintah saat ini adalah menjaga agar luas lahan pertanian yang tersisa tidak terus berkurang dan tidak beralih fungsi.

“Diupayakan untuk mempertahankan dari jumlah yang ada, kalo kita tidak bisa menambah, tetapi kita tetap mempertahankan dari jumlah yang ada supaya tidak beralih fungsi,” katanya.

Namun demikian, lanjut Suhardjo, sektor pertanian masih menghadapi sejumlah kendala di lapangan, seperti distribusi pupuk dan ketersediaan air irigasi.

Beberapa wilayah, kata dia, terutama di daerah Pantura, mengalami permasalahan serius akibat intrusi air laut saat musim kemarau.

“Untuk kendalanya itu kemarin pupuk ya pupuk ritrarasi, kemudian kendala air, irigasi-irigasi kemarin kita lagi perbaikan, nah ini di daerah pantura, daerah Pontang, Tirtayasa dan Tanara saat kemarau air laut masuk, sehingga mereka (petani) gabisa nanam, padi akan mati karena airnya payau,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab Serang mulai mengembangkan varietas padi bio salin yang mampu bertahan dalam kondisi air payau.

Selain itu, Pemkab Serang telah mengajukan permohonan ke Kementerian PUPR untuk memindahkan lokasi bendungan guna menghalau intrusi air laut.

“Kita kembangkan padi bio salin, itu padi yang tahan terhadap air payau, dan kita sudah mengusulkan surat ditandatangani oleh Bupati ke PU pusat untuk memindahkan bendungan di Tersaba, yang di Tersaba kan merusak, kalo bisa pindahkan ke depan, dekat Tenjo Ayu sehingga air laut itu nggak masuk, itu 1.000 hektare lahan disana itu yang tidak bisa tanam dua sampai tiga kali karena air laut masuk,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pengaruhi Pertanian, Distan Kabupaten Serang Antisipasi Dampak Kemarau Panjang

“Kalo bendungan pindah kesana insyaallah air laut nggak masuk, kita masih bisa ulangin (upayakan) lagi itu,” tegasnya.

Sementara itu, beberapa wilayah dengan sistem irigasi teknis seperti Ciruas, Carenang, dan Lebakwangi dianggap masih potensial untuk dikembangkan.

“Kita lihat situasinya, kalo irigasi teknis seperti Ciruas, Carenang, lebakwangi kita upayakan terus itu karena airnya gampang,” paparnya.

Wilayah selatan Kabupaten Serang seperti Padarincang, Pabuaran, dan Ciomas juga telah mendapat perhatian. Namun, pola tanam di sana masih belum serentak dan hasil panennya lebih banyak digunakan untuk konsumsi lokal.

“Kalo selatan seperti Padarincang, Pabuaran, Ciomas, itu udah kita laksanakan disana, hanya kalo daerah sana ga serentak, mereka ada yang nanam, ada yang mau panen itu ga serentak, kalo Pantura serentak,” tuturnya.

“Rata-rata kalo wilayah Serang selatan itu produksi padinya bukan untuk dijual seperti disini, mereka untuk dijual rata-rata untuk makan masyarakat lokal,” terangnya.

Meski demikian, terang Suhardjo potensi pengembangan IP 400 di wilayah selatan tetap terbuka karena faktor air yang melimpah.

“Tapi nanti akan kami kembangkan terus kita akan coba supaya tanam serentak, kalo IP 400 disana (Padarincang, Ciomas, Pabuaran) sudah mulai jalan karena airnya banyak, faktor air menurut kami,” tandasnya.

Penulis: Rasyid
Editor: Usman Temposo

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News