LEBAK – Sejumlah mahasiswa di Universitas Mathla’ul Anwar Cabang Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, kecewa dengan Pemilihan Umum Raya (PEMIRA) yang tidak pernah melibatkan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) dalam proses maupun pelaksanaan pemilihan.
Ketua Gerakan Mahasiswa Sastra, Dikit Anwar mengatakan, dirinya merasa tidak adil kepada cabang dalam perhelatan demokrasi tahunan ini.
Pasalnya, PEMIRA di kampus umumnya merupakan pesta demokrasi bagi seluruh mahasiswa untuk menentukan arah masa depan kampus untuk memilih Pemimpin selanjutnya pada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
“Dari tahun ke tahun PEMIRA ini selalu menerapkan sistem jujur dan adil, tapi nyatanya sering kali tidak pada penerapannya. Salah satunya tidak adanya TPS yang di sediakan di Cabang,” kata Dikit kepada Banten, Minggu (23/6/2024).
Ia mengungkapkan, jelas disini ada ketimpangan dalam proses demokrasi, dirinya pun merasa memiliki hak suara untuk ikut serta dalam mensukseskan demokrasi kampus.
“Harusnya ini bisa di fasilitasi dengan melibatkan seluruh mahasiswa baik reguler atau karyawan baik pusat maupun cabang. Lalu, fasilitasi hak suara mahasiswa untuk memilih baik berupa adanya TPS jauh atau online, dan yang terakhir harus bisa menegakkan keadilan demokrasi mahasiswa untuk kebaikan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Alam salah seorang pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi menjelaskan, bahwa aspirasi rekan-rekan mahasiswa ini perlu ditindaklanjuti dan diindahkan demi terwujudnya demokrasi kampus yang berkeadilan.
“KPUM seharusnya bisa membaca lebih jauh seluruh mahasiswa UNMA baik mahasiswa reguler maupun yang non reguler, agar terciptanya iklim demokrasi yang sehat, jika memang tidak sanggup untuk menyediakan TPS jauh, maka bisa menggunakan sistem daring,” ucap Alam.
Ia berharap, agar semua tuntutan tersebut bisa segera terealisasikan dalam kurun waktu secepatnya.
“Apabila tidak di indahkan maka kami MOSI tidak percaya dan akan di tindaklanjuti,” katanya. (San/Red)