KAB. SERANG – Rumput laut sudah terkenal manfaatnya sejak dulu. Rumput laut jenis Gracilaria sp. adalah jenis rumput laut yang ekonomis dan mudah dibudidayakan. Gracilaria sp. dapat dibudidayakan di perairan tambak.
Budidaya Gracilaria sp. yang berwarna abu kehijauan ini menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di Desa Domas, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang yang sudah ada sejak tahun 2000-an silam.
Abdul Muhid, ketua pekerja di salah satu usaha budidaya rumput laut Gracilaria sp. di Desa Domas ini mengatakan rumput laut dikirimkan oleh para petani rumput laut setiap harinya.
“Dikirim setiap hari dari pagi sama petani rumput lautnya, ngambilnya di tambak dekat sini. Siang hari ini juga barusan diantar lagi ke sini buat kita bersihkan dulu,” ujarnya pada BantenNews.co.id, Kamis (18/3/2021).
Dikatakan, sebelum rumput laut didistribusikan ke pabrik-pabrik, ada beberapa tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu.
“Mula-mula dari tambak, rumput lautnya kita angkat kemudian dibersihkan tahap pertama dulu di tambak terus dijemur, dan dibersihkan lagi tahap kedua di sini baru dikeringkan lagi. Setelah semua kering, di-press dimasukkan ke kantong lalu dikirimkan,” terangnya.
Tidak hanya dijadikan sebagai bahan baku makanan seperti agar-agar, rumput laut Gracilia sp. juga dapat digunakan untuk salah satu bahan baku kosmetik dan obat-obatan. Selain menjadi bahan baku pangan dan non-pangan, Gracilia sp. dapat menjadi tempat pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan.
Rumput laut Gracilaria yang berada di wilayah Domas, lanjut Abdul, biasanya diolah menjadi agar-agar, bahan dasar bedak, hingga popok sekali pakai.
“Rumput lautnya biasanya dikirim ke Tangerang nanti biasanya dibuat untuk tepung. Dari pabrik yang di Tangerang nanti dijual lagi ke pabrik yang lain untuk diolah menjadi macam-macam salah satunya bisa untuk pampers dari limbah rumput lautnya itu,” katanya.
Pendistribusian rumput laut ke pabrik untuk diolah menjadi berbagai macam produk tersebut biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu dengan mengirimkan sekitar 200 bal. Namun, karena masa pandemi permintaan rumput laut menurun.
Menurut Abdul, musim hujan juga menjadi salah satu faktornya. Jika cuaca cerah, para petani rumput laut bisa mengirimkan rumput lautnya mencapai 2 ton.
“Kalau musim hujan kita libur dulu. Kan petaninya juga gak ada yang mau ambil karena susah kalau musim hujan,” paparnya.
Dalam satu hari, Abdul bersama empat rekannya dapat membersihkan dan mengeringkan rumput laut sekitar 2 ton per hari. Satu kantong rumput laut Gracilaria yang sudah siap didistribusikan beratnya mencapai 50 kilogram.
(Tra/Nin/Red)