SERANG – Sejumlah warga, kerabat dan rekan kerja Sahabudin (42), korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang di perairan utara Karawang, Jawa Barat beberapa waktu lalu tampak silih berganti mendatangi rumah duka di Kompleks Perumahan Griya Cilegon, Blok C3 nomor 13 RT 003 RW 003, Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Kamis (8/11/2018) pagi.
Di bagian lain, sejumlah karangan bunga duka cita dari berbagai pihak tampak berbaris di sekitar rumah tingkat yang didominasi warna coklat tersebut. Selain itu tampak pelayat lainnya juga yang datang dan langsung membacakan doa di hadapan peti jenazah korban yang ditempatkan di teras rumah.
“Kejadiannya (pesawat jatuh) itu kan Senin (29/10/2018) ya. Malamnya itu sebelum subuh dia berangkat ke Pangkal Pinang, saya masih sempat ketemu beliau, yah kita ngobrol, nongkrong di JLS (Jalan Lingkar Selatan),” kenang Didi Suroso, Ketua RT setempat kepada BantenNews.co.id.
Alamat tempat tinggal korban terletak di wilayah perbatasan antara Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Tak jauh di belakang rumahnya, adalah jalur lintasan JLS yang terhubung dengan akses pintu masuk perumahan.
“Saat ngobrol dengan beliau, yah kita ngga ada firasat apa-apa ya. Cuma ngobrol masalah pekerjaan saja, terus bilang semoga bisa selamat sampai di sana (Pangkal Pinang, daerah tujuan penerbangan),” katanya.
Almarhum merupakan pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dalam kesempatan tersebut, tampak hadir pula Sekretaris Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Asjikin Iman Hidayat
Hingga berita ini diturunkan, jenazah almarhum belum diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhirnya yang direncanakan di Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang. (dev/red)