PANDEGLANG – Pasangan suami istri Karjo (59) dan Saidah (50) Warga Kampung Sigotong, Desa Alaswangi, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten tinggal di rumah milik mereka dengan kondisi memprihatinkan. Parahnya, meski kondisi rumah mereka rusak parah namun tidak pernah mendapatkan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari pemerintah.
Kondisi dinding rumah yang terbuat dari bilik bambu sudah hampir hancur lantaran dimakan usia, ditambah lagi atap bangunan yang hampir ambruk memperparah kondisi bangunan tersebut.
Pekerjaan suami yang hanya penggembala kambing milik tetangga membuat pasangan ini tidak memiliki cukup biaya untuk memperbaiki bangunan rumah. Sang istri yang hanya sebagai penjual sayuran keliling hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Di samping rumah terdapat kamar mandi keluarga yang hanya berdinding dari kain yang sudah tidak terpakai. Bangunan rumah yang hampir hancur ini ditempati oleh 8 orang terdiri dari suami, istri dan 6 anak-anak mereka.
Pemilik rumah mengaku bukan tidak ingin memperbaiki rumahnya namun dengan kondisi ekonomi yang tidak mampu membuat mereka menahan keinginan untuk memiliki rumah yang layak.
“Rumah saya diisi delapan orang. Sedih rasanya, tapi saya memilih memprioritaskan pendidikan anak-anak. Yang penting semua anak saya bisa sekolah. Lima orang anak saya sekolah, dan saya ingin mereka punya masa depan lebih baik,” kata Sadiah, Rabu (13/11/2024).
Ia mengaku sudah sering mengajukan bantuan untuk memperbaiki rumah mereka, akan tetapi hingga saat ini bantuan tersebut tidak kunjung dia dapatkan. Sang istri mengaku pasrah dengan kondisi rumah mereka saat ini meski tetap memiliki harapan suatu saat rumah mereka bisa layak untuk ditinggali.
“Pengajuan bantuan sudah sering kami lakukan, sampai bosan. Tapi saya pasrah saja, semua rezeki sudah diatur Allah. Semoga suatu saat bisa tinggal di rumah yang lebih layak,” ungkapnya.
Sementara itu Camat Menes, Usep Sudarmana, mengaku belum mengetahui adanya pengajuan bantuan dari warga melalui program RTLH. Ia berjanji akan menelusuri alasan bantuan tersebut belum terealisasi.
“Nanti saya koordinasi dulu dengan Kepala Desa, yang pasti semua rumah yang tak layak untuk kita ajukan RTLH pasti kita ajukan. Kendalanya seperti apa sampai sekarang belum terealisasi, nanti kami cari tahu dulu,” terangnya.
Usep berencana akan terjun langsung ke lapangan untuk memastikan bahwa kondisi rumah Sadiah dengan suaminya layak untuk mendapatkan bantuan agar program yang nantinya diberikan tepat sasaran.
“Nanti, coba kita akan survei ke lokasi bareng Kepala Desa, agar semua bisa dicari solusinya,” tutupnya.
Penulis : Memed
Editor : TB Ahmad Fauzi