Beranda Pariwisata Pasca-Tsunami, BPS Sebut Sektor Wisata di Banten Mulai Menggeliat

Pasca-Tsunami, BPS Sebut Sektor Wisata di Banten Mulai Menggeliat

Foto istimewa Net1 Indonesia

SERANG – Badan Pusat Statistik (BPS) menilai sektor wisata di Provinsi Banten, khususnya wisata pantai, mulai menggeliat pasca-stunami. Itu dapat dilihat dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) di sejumlah hotel berbintang, yang mulai dipenuhi wisatawan domestik.

Kepala Bidang Statistik Distribusi pada BPS Banten, Bambang Widjonarko mengatakan pada Januari 2019 TPK hotel berbintang mencapai 49,92 persen, atau turun 2,03 poin dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 51,92 persen, namun Februari mencapai 53,31 persen, atau naik 3,39 poin dibanding bulan Januari.

“Pada bulan Januari mengalami penurunan yang diduga masih disebabkan dari adanya dampak tsunami di wilayah Pandeglang dan Kabupaten Serang sehingga tidak ada yang mau mengadakan kegiatan ataupun menginap di sekitar wilayah tersebut,” katanya dikutip dari AntaraNews.com.

“Namun pada bulan Februari 2019, hotel-hotel di sekitar wilayah tersebut sudah kembali didatangi wisatawan, terutama wisatawan domestik, yang terlihat pada libur hari raya Imlek,” tambahnya.

Hal inilah, kata dia,  yang menyebabkan TPK pada bulan Februari 2019 kembali meningkat dan juga karena adanya kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) sejak awal tahun.

Mengingat adanya hari libur keagamaan di bulan Maret 2019, yakni hari raya Nyepi, maka TPK satu bulan ke depan diperkirakan akan mengalami peningkatan, namun hari libur tersebut diprediksi tidak akan mampu mendongkrak kenaikan TPK secara signifikan.

Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) gabungan (asing dan Indonesia) pada hotel berbintang di Banten selama Januari 2019 tercatat sebesar 1,29 hari atau turun 0,02 poin dibanding bulan sebelumnya yaitu 1,31 hari.

Dilihat dari asal tamu hotel, penurunan ini utamanya disebabkan oleh RLMT Indonesia yang turun 0,27 poin.

Dirinci lebih lanjut menurut klasifikasi hotel, turunnya RLMT gabungan pada hotel berbintang di bulan Januari 2019 disebabkan oleh penurunan RLMT gabungan pada hotel bintang empat dan hotel bintang lima masing-masing sebesar 0,10 poin dan 0,36 poin, katanya.

Pada bulan Februari 2019, RLMT gabungan (asing dan domestik) pada hotel bintang di Banten tercatat sebesar 1,40 hari atau naik 0,11 poin dibanding bulan Januari 2019.

Dilihat dari asal tamu hotel, kenaikan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya RLMT Indonesia dan RLMT Asing masing-masing sebesar 0,39 poin dan 0,03 poin.

Peningkatan RLMT gabungan pada hotel berbintang di bulan Februari 2019 disebabkan oleh naiknya RLMT gabungan pada hampir seluruh kelas hotel di Banten kecuali hotel bintang dua yang justru mengalami penurunan 0,02 poin.

Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, RLMT gabungan turun 0,12 poin, dari sebelumnya mencapai 1,52 hari. Penurunan RLMT gabungan ini utamanya berasal dari turunnya RLMT pada hampir semua kelas hotel bintang kecuali hotel bintang satu dan hotel bintang tiga yang justru naik masing-masing sebesar 0,55 poin dan 0,08 poin.

Perkembangan RLMT gabungan hotel berbintang selama setahun terakhir memperlihatkan kondisi yang masih fluktuatif, mengalami penurunan di bulan Januari 2019 dan kembali meningkat di bulan Februari 2019.

Sejalan dengan TPK yang diprediksi mengalami kenaikan, RLMT satu bulan ke depan diperkirakan juga mengalami peningkatan dengan alasan yang sama atas prediksi kenaikan TPK Maret 2019, demikian Bambang Widjonarko. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News