CILEGON – Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan dalam rangka menjamin pelayanan angkutan Lebaran 1439 H, Pemprov Banten akan melaksanakan pemantauan arus mudik dan balik dengan cara melakukan pemantaun lalu lintas dengan menggunakan 93 CCTV dan menurunkan hampir sebanyak 308 petugas secara terpadu.
Para petugas Dinas Perhubungan Pemprov Banten juga melakukan koordinasi dengan Polda Banten, menurunkan personel Kesehatan, ORARI, RAPI, serta ditambah para personel Dishub Kota dan Kab yang berada di wilayah Provinsi Banten.
Secara khusus gubernur juga akan memantau secara langsung melalui monitor CCTV yang telah disiapkan di ruangannya, maupun akan meninjau secara langsung ke lapangan jika dirasakan ada hambatan.
Plt Kepala Dishub Provinsi Banten Herdi Jauhari menyatakan bahwa pemantaun angkutan lebaran dilaksanakan secara terpadu antara Pemprov Banten, Kepolisian Daerah (Polda) Banten, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, PT Marga Mandala Saktu (MMS), beberapa OPD dinLingkungan Pemprov Banten, Orari, Rapi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.
“Koordinasi ini dilaksakan untuk memonitoring pengaturan lalu lintas, serta memastikan kenyamanan untuk para pzemudik,“ kata Herdi.
Untuk memudahkan monitoring tambah Herdi, tim terkoordinasi tadi mempersiapkan sarana dan prasana. Sementara itu, di tempat-tempat strategis akan dipasang CCTV.
“Kami menempatkan sebanyak 96 CCTV yang terpasang di seluruh kab/kota hingga ke areal pelabuhan untuk memantau kepadatan arus lalu lintas,” kata Herdi. CCTV ini akan saling terhubunga satu sama lain sehingga terbentuk sebuah sistem pemantauan lalu lintas yang terpadu.
Untuk pemantauan, Herdi menjelaskan, dilakukan di tiga posko terpadu lebaran. Posko-posko yang disiapkan terdiri dari posko utama di terminal Merak, posko kedua di Mercusuar Anyer dan yang ketiga di bandara” ujar Herdi.
Dikata bahwa, dalam posko-posko yang akan disediakan berbagai fasilitas, meiputi tempat istirahat yang mamadai, informasi mengenai arus lalu lintas hingga, petunjuk untuk menggunakan jalan aternatif yang ada di Provinsi Banten, fasilitas kesehatan dan lain-lain.
Posko pemantauan akan mengetahui setiap gejala lalu lintas melalui CCTV yang terpasang disetiap sudut. Kegunaannya, menurut Herdi, bila dalam arus mudik terjadi kemacetan di daerah Cikupa, petugas bisa mempersiapkan rekayasa lalu lintas dengan segera di daerah kemacetan berikutnya, misalnya di Merak karena apabila di Cikupa mengalami kemacetan, Merak memiliki potensi yang besar mengalami kemacetan serupa.
“Nah, melalui Informasi dari CCTV petugas di Merak bisa segera melakukan rekayasa lalu lintas selama 1,5 jam. Karena perjalanan dari Cikupa sampai Merak memerlukan waktu sekitar 1,5 jam,” tandas Herdi.
Herdi menambahkan bahwa dinas perhubungan nantinya akan melakukan rekayasa lalu lintas guna mengurai kemacetan yang biasanya terjadi di pintu tol cikupa dan exit tol pelabuhan merak.
Selain itu penyediaan kantong-kantong parkir guna menampung para pemudik yang akan mempersiapkan kebutuhan sebelum melakukan pelayaran ke pelabuhan bakauheni karena antrian untuk memasiki kapal.
“Kantong-kantong parkir yang akan disediakan di exit tol Merak Kelurahan Gerem, sehingga bisa menguraikan kemacetan saat kendaraan memasuki pelabuhan Merak, dan.kami akan melaporkan secara langsung kepadaPak Gubernur, yang selama ini cukup intens mempertanyakan kesiapan ini semua” imbuh Herdi. (Man/Red)