
PANDEGLANG – Kabupaten Pandeglang menempati peringkat ketiga kasus Tubercolusis (TBC) di Provinsi Banten. Peringkat tersebut didapat lantaran banyak warga Pandeglang yang menderita penyakit tersebut.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, selama tahun 2021 ada sekitar 2.036 orang yang menderita TBC. Jumlah sekitar 75 persen dari total Standar Pelayanan Minimum (SPM) dari 2.737 orang terduga.
“Pandeglang sendiri di provinsi Banten masuk peringkat ketiga terbanyak kasus TBC karena di Kabupaten Pandeglang sendiri angkanya cukup tinggi dibandingkan kabupaten/kota lain,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Pandeglang, Samsudin, Rabu (16/3/2022).
Sementara itu Sekretaris Dinkes Kabupaten Pandeglang Eniyati mengatakan, salah satu faktor tingginya kasus TBC di Pandeglang lantaran masih ada saja warga yang tidak mengaku bahwa dirinya mengidap penyakit TBC sehingga luput dari pantauan.
“Ini harus tertangani oleh kami, terkadang masyarakat sendiri menyembunyikan jika mengidap penyakit ini, sehingga sulit untuk kontak langsung untuk diperiksa,” jelas Eniyati.
Dijelaskan Eniyati, jika penyakit TBC adalah penyakit menahun dan penularannya hampir sama dengan Covid-19 melalui dropplet. “Perjalanan menahun, penularannya sama melalui dropplet. Tapi kalau TB Paru dapat disembuhkan yang penting terkoordinasi,” ucapnya.
Ia menambahkan, untuk pengobatan penyakit ini membutuhkan waktu yang cukup lama serta harus konsisten tidak bisa seenaknya. Sebab, jika pengobatan asal-asalan maka sangat besar kemungkinan penyakit ini akan terus ada pada orang tersebut.
“Tidak bisa berobat sekali dua kali, perlu waktu panjang, harus konsisten jangan bosen, pengobatannya gratis disediakan di tiap Puskesmas,” tutupnya. (Med/Red)