PANDEGLANG – Berbagai kerajinan, hasil tanaman, literasi, dan makanan produk lokal, karya peserta didik SMA Negeri 7 Pandeglang dipamerkan, dalam panen raya pembelajaran proyek, di Selasar Sekolah, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Jumat, (18/2/2022).
Pameran dengan tema Mengasah Keterampilan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pengelolaan Lingkungan dan kearifan Lokal, rangkaian pembelajaran proyek kurikulum prototipe, yang dilaksanakan di sekolah penggerak. Pameran hanya dihadiri kelas X, dan perwakilan guru dari sekolah penggerak, selebihnya dihadiri secara daring.
Kerajinan yang dipamerkan diantaranya; lentera, replika rumah adat, tas, pot, taplak meja, peci pelepah pinang, gelas dari bambu, hiasan dinding, dan sebagainya. Umumnya, bahan-bahan kerajinan dibuat dari barang bekas pakai atau sampah yang dikumpulkan peserta didik dari lingkungan sekolah. Bahan dari tumbuhan, diambil dari pohon yang tumbuh di sekitar peserta didik seperti pelepah pinang, bambu, dan sebagainya.
Tanaman yang dipamerkan ada kangkung, pakcoy, dan selada, yang ditanam peserta didik dengan metode hidroponik tanpa menggunakan pupuk kimia, namun dibuat peserta didik dengan bahan-bahan alami, sehingga sayuran menjadi lebih sehat.
Makanan yang dipamerkan peserta didik; gula merah, leumeung, onde-onde, geplak, putri noong, enyek-enyek, dan seterusnya. Hampir semua makanan tersebut produk lokal, terutama makanan yang berkembang ditengah masyarakat Munjul dan sekitarnya, tempat dari mana peserta didik berasal.
Sementara di bidang literasi dipertunjukan, buku puisi karya peserta didik, video baca puisi, dan musikalisasi puisi. Sebelum pameran hasil karya kerajinan, tanaman, makanan, dan literasi, juga dipertunjukan karya kreativitas di bidang seni seperti tari-tarian sekaligus membuka kegiatan panen raya.
Kegembiraan yang dirasakan peserta didik, bukan hanya ketika memamerkan produk, namun juga menjalani proses pembelajaran proyek.
Kepala SMA Negeri 7 Pandeglang Yatno mengatakan pembelajaran proyek sebagai amanah bagi sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah penggerak, tujuan utamanya menguatkan elemen-elemen profil pelajar pancasila. Pembelajaran proyek boleh dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, dan atau di tempat tinggal peserta didik atau rumah, dan tidak terkait dengan penuntasan materi pelajaran, walaupun dalam pelaksanaan merupakan kolaborasi mata pelajaran. “Tergantung tema yang akan dibuat proyek,” katanya.
Pengelolaan pembelajaran proyek, dilakukan dengan sejumlah tahap; mengambil topik, mendesain, memonitor, menguji hasil, dan mengevaluasi melalui panen raya. “Jadi, panen raya merupakan salah satu tahap dari pembelajaran proyek,” kata Yatno.
Salah seorang guru SMA Negeri 7 Pandeglang Iin Rajudin menjelaskan kegiatan pembelajaran proyek lebih bermakna, karena kreativitas peserta didik tumbuh dan berkembang. Pembelajaran proyek juga mengoptimalkan sarana dan prasarana, dan juga termasuk memanfaatkan yang selama ini dianggap tidak berguna, dengan membuat proyek atau karya dari sampah.
“Jadi pembelajaran proyek, layak untuk terus direfleksikan dan dikembangkan,” katanya.
Nabila Asyfa Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pandeglang mengatakan, pembelajaran proyek, menambah pengetahuan baru karena lebih banyak praktek sehingga pembelajaran semakin mudah dimengerti, bisa menuangkan dan mengembangkan ide dan kreativitas, tercipta kekeluargaan antar peserta didik karena terus mengembangkan kolaborasi dalam menyelesaikan proyek.
Banyak manfaat yang didapatkan, walaupun dalam mengerjakan proyek kadang menguras waktu, tapi menyenangkan,” katanya. (Red)