SERANG – Budaya baca masyarakat di Kabupaten Serang masih memprihatinkan. Ada banyak faktor budaya baca belum begitu tumbuh subur di masyarakat. Salah satunya fasilitas dan pengelolaan perpustakaan yang belum maksimal.
Hal tersebut mencuat dalam
kegiatan sinergi dan sinkronisasi rencana kerja (renja) tahun anggaran 2021 dengan para stakeholder dalam upaya peningkatan kualitas pembangunan daerah Kabupaten Serang yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Serang.
Kepala DPK Kabupaten Serang Tahyudin menyebutkan bahwa budaya literasi di Kabupaten Serang masih jauh dari ideal. “Masyarakat membaca tapi membaca apa saja, mulai status di medsos sampai hoaks. Belum tumbuh kesadaran memilih bacaan yang baik,” kata Tahyudin dalam rapat koordinasi dan rencana kerja DPK Kabupaten Serang di Aula Tb Suwandi, Kabupaten Serang, Senin (24/2/2020).
Menurutnya, perlu keteladanan budaya membaca di rumah. Orangtua bisa menjadi teladan agar anak mencintai bahan bacaan. “Penelitian lembaga internasional, Indonesia ada di 61 dari 62 negara yang diteliti. Posisi negara paling bawah dalam minat membaca,” kata dia.
Ia menambahkan, bahwa kearsipan dan budaya literasi di Kabupaten Serang harus ditingkatkan. “IItu latar belakang kita bertemu di sini. Paling tidak untuk tahun 2021 dengan menyesuaikan dengan anggaran yang ada.”
Selain itu, persoalan yang selama ini dihadapi DPK Kabupaten Serang yakni belum adanya Gedung Perpustakaan Kabupaten Serang, pihaknya akan berkoordinasi dengan Perpustakaan Nasional untuk mengajukan pembangunannya.
Sekretaris DKP Kabupaten Serang Sarjudin menyampaikan rapat penyusunan rencana kerja tersebut untuk merumuskan tujuan dan proyeksi ke depan dalam pelaksanaan program kegiatan.
“Renja ini merupakan dokumen awal periode 1 tahun program yang dilaksanakan oleh OPD tahun anggaran 2021. Harus ada keterkaitan untuk menjamin konsistensi, menjamin penggunaan anggaran yang efektif dan efisien,” kata dia.
Kabid SMP Disdikbud Kabupaten Serang Heriyana menyampaikan bahwa kegiatan membaca merupakan urusan wajib dalam dunia pendidikan. “Umumnya di sekolah punya perpustakaan namun pengelolaan tidak maksimal. Ini pekerjaan kita bersama,” kata dia.
Acara dihadiri oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, dan Komisi I DPRD Kabupaten Serang, serta pengelola taman baca serta aktivis literasi di Serang. (Advertorial)