SERANG – Dukungan kepada pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Serang nomor urut 01, Ratu Ria Maryana – Subadri Ushuludin (Ratu Ria-Badri), terus mengalir. Kali ini datang dari pengemudi ojek online (Ojol), pendeta dan warga Tionghoa di Kota Serang.
Deklarasi komunitas tersebut digelar di Kantor DPD PDIP Banten, Cikulur, Kota Serang, Sabtu (9/11/2024). Hadir dalam deklarasi itu, Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning, Ketua DPD PDIP Kota Serang Bambang Janoko dan sejumlah pimpinan partai politik (Parpol) koalisi.
Kepada awak media, Calon Walikota Serang, Ratu Ria Maryana mengatakan dirinya juga menerima aspirasi pengemudi Ojol. Beberapa di antaranya terkait kesejahteraan, hingga kepastian akan jaminan kesehatan.
“Kami sampaikan bahwa untuk perluasan cakupan jaminan kesehatan, ini sudah masuk dalam resep yang kami bawa dalam mewujudkan Kota Serang yang Inklusif, Mandiri dan Berdaya Saing. Dalam hal ini, resep yang kami tawarkan adalah peningkatan akses dan kualitas layanan masyarakat,” kata Ria.
Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah memperluas pembiayaan Program Bantuan Iuran (PBI) Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). Sehingga cakupan program tersebut dapat semakin luas.
“Pemkot dan Pemprov tentunya harus duduk bersama, sehingga cakupan BPJS PBI ini dapat semakin luas. Sehingga ketika nanti masih ada pengemudi Ojol yang belum ter-cover jaminan kesehatannya, bisa dimasukkan ke dalam program ini,” terangnya.
Selain itu, lanjut Ria, pengemudi Ojol pun mengeluhkan potongan layanan aplikator yang dinilai cukup besar. Terkait hal itu, ia memandang perlu dilakukan koordinasi dengan berbagai stakeholder, sehingga dapat dilakukan penyesuaian biaya.
“Keinginan pengemudi Ojol yang ingin agar potongan aplikasi di bawah 20 persen, tentu pemerinta daerah harus duduk bareng dengan berbagai stakeholder, termasuk pihak aplikator. Upaya ini untuk mencari solusi bagaimana potongan ini jangan sampai membebani mitranya,” ucap Ria.
Terkait aspirasi pendeta yang meminta kemudahan izin mendirikan gereja, Ria mengaku, hal itu sangat mungkin dilakukan. Apalagi Kota Serang memiliki warga yang guyub dan toleran. Bahkan saat ini, Kota Serang telah memiliki seluruh rumah ibadah dari masing-masing agama yang diakui oleh pemerintah.
“Tentu kita harus duduk sama-sama, antara pemerintah dan seluruh pemangku agama yang ada di Kota Serang. Sehingga kita bisa mencapai kesepakatan bersama yang insya Allah kesepakatan itu demi kenyamanan seluruh warga. Inilah yang kita semua inginkan, Kota Serang Inklusif,” katanya.
Terkait aspirasi pemberian modal dari etnis Tionghoa di Kota Serang, Ria juga mengaku hal itu juga masuk dalam resep yang pihaknya tawarkan, yakni resep kesempatan bkerja dan berwirausaha.
Dalam program turunannya, salah satu yang akan dilaksanakan yakni pemberian modal bergulir, bagi UMKM dan masyarakat Kota Serang. Modal itu akan diberikan melalui pembentukan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
“Kami akan membuat LKM, yang nantinya menggulirkan program dana bergulir untuk UMKM. Programnya itu tidak hanya untuk golongan tertentu saja, tapi seluruh warga Kota Serang, boleh untuk mengambil program tersebut,” katanya.
Sementara itu Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning mengatakan deklarasi yang dilakukan oleh komunitas pengemudi Ojol, pendeta dan warga Tionghoa, menunjukkan bahwa Paslon Ratu-Badri merupakan pasangan yang telah membangun ikatan dengan masyarakat.
“Menggalang komunitas-komunitas dan selalu melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat. Kita harus selalu bounding (terikat) dengan masyarakat. Finish-nya adalah menang, mau berapa persen pun yang penting menang,” ujarnya.
(Dhe/Red)