PANDEGLANG – Pascabencana tsunami Selat Sunda yang melanda Kabupaten Pandeglang pada 22 Desember 2018, banyak nelayan di Kecamatan Labuan belum bisa mencari ikan, hal itu karena kapal nelayan kebanyakan rusak dihantam tsunami.
Salah seorang nelayan Labuan, Herman menuturkan, saat ini para nelayan tengah menunggu kepastian bantuan dari pemerintah.
“Belum sampai saat ini, belum ada sosialisasi dari pihak pemerintah setempat makanya saya ingin tau dapat engga nya. Kalau pendataan udah,” terangnya, Selasa (15/1/2019).
Setidaknya ada sekitar 174 kapal milik nelayan di Labuan mengalami rusak dan 2 kapal hilang usai diterjang tsunami. Ia berharap pemerintah melalui dinas terkait segera memberikan bantuan untuk membetulkan kapal-kapal milik nelayan. “Harapan saya kalau bisa secepatnya agar bisa melaut lagi,” harapnya.
Ia bersama teman-teman paguyuban nelayan di Labuan mengancam tidak akan menjual hasil tangkapan milik nelayan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) jika pemerintah tidak segera memberikan bantuan pada nelayan. Herman juga menambahkan jika saat ini kebanyakan nelayan menganggur, lantaran banyak di antara nelayan kapalnya rusak.
“Nganggur, pada dibetulin perahu. Bila mana pemerintah tidak ada memberikan bantuan kami selaku paguyuban nelayan tidak akan jual hasil tangkapan ke TPI,” tandasnya. (Med/Red)