PANDEGLANG – Perkumpulan Nalar Kabupaten Pandeglang menuding jika pembentukan Forum Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW) yang digagas oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Pandeglang hanya untuk kepentingan rencana pengadaan sepeda listrik.
Ketua Perkumpulan Nalar Kabupaten Pandeglang, Rudi mengatakan, adanya rencana pembentukan forum RT/RW selain untuk mendukung rencana pengadaan sepeda listrik diduga juga untuk penguatan di Pilkada 2024 mendatang.
“Adanya pembentukan Forum RT/RW di setiap desa se-Kabuoaten Pandeglang itu tidak lain untuk penguatan di tahun 2024 incumbent, sebab sudah banyak isu atau wacana kalau anaknya bupati akan dinobatkan sebagai penggantinya,” kata Rudi saat dihubungi Bantennews.co.id, Selasa (30/8/2022).
Dugaan penguatan Pilkada 2024 tersebut didukung juga oleh banyaknya baliho yang bertuliskan ‘Irna di hati Rizki dinanti’ yang terpasang dibeberapa titik jalan protokol di Pandeglang. Dibaliho tersebut terpapang jelas putra pertama Bupati Pandeglang, Irna Narulita dengan suaminya Dimyati Natakusumah yakni Rizki Aulia Natakusumah dari Partai Demokrat.
Selain baliho yang banyak terpasang, kunjungan ke masyarakat yang dilakukan oleh Bupati Pandeglang banyak melibatkan anaknya bukan dengan Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban. Hal tersebut makin memperkuat dugaan bahwa putra Bupati Pandeglang akan maju pada Pilkada 2024 mendatang.
“Sudah banyak ke beberapa titik kunjungan bupati bersama anaknya yang melibatkan perkumpulan RT/RW dengan bertema ‘Pembinaan mental spiritual bagi RT/RW’. Anehnya disana sudah nampak jika yang dipasang spanduk Irna-Tanto, tetapi yang selalu dibawa ya anaknya. Pak Tanto sendiri selaku wakil belum pernah dilibatkan, selain kunjungan ke beberapa kecamatan, ya termasuk peresmian gedung di RSUD Berkah Pandeglang pada tgl 14 juli 2022 tidak lain yang mendampingi bupati itu anaknya, bukan wakil bupatinya,” tegasnya.
“Jika membaca alur politik di kota santri sekarang ini yang saya baca ya tidak lain untuk menurunkan tahta kepala daerah atau meneruskan jejak bapak dan ibunya di kota santri di tahun 2024. Memang sudah nampak, pada program ajuan sepeda listrik kepada RT/RW secara emosional tidak lain hanya penguatan masa ditingkatan bawah,” sambungnya.
Padahal, kata Rudi, jika pengadaan sepeda listrik tidak ada unsur politik dan murni untuk kepentingan masyarakat maka masih banyak pekerjaan lain yang lebih pro terhadap masyarakat, salah satunya ialah pembangunan infrastruktur jalan yang selalu dikeluhkan oleh warga.
“Jika mengkaji kepada program tersebut secara jeli, jelas itu jauh panggang dari api. Sebab secara wilayah kota santri ini masih banyak jalan kabupaten yang benar-benar hancur, terutama daerah selatan,” terangnya.
Bahkan banyak beredar kabar jika aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh RT/RW yang mendukung pengadaan sepeda listrik hanya orang-orang yang diutus oleh oknum tertentu bukan murni keinginan mereka. Salah satu buktinya ialah RT yang mengikuti unjuk rasa kemarin mengaku diperintahkan oleh oknum kelurahan.
“Ya itu hanya RT/RW kawasan kota (Kecamatan Karangtanjung), itu pun kabar yang berhembus tidak lain hanya terinterpensi, mereka benar-benar hanya utusan para oknum-oknum yang mendukung sepeda listrik, jika saya tanyakan langsng ke beberapa RT/RW daerah selatan justru terbalik, mereka menolak. Nah maksud dari tujuan pembuatan forum RT/RW itu tidak lain hanya politisasi,” ucapnya.
Oleh karena itu, dirinya mendesak Bupati Pandeglang, Irna Narulita untuk membatalkan rencana pengadaan sepeda listrik karena tidak dianggap terlalu penting dan berdampak banyak pada kemajuan Pandeglang. “Tentunya dibatalkan, sebab Kabupate Pandeglang masih banyak yang lebih diutamakan selain sepeda listrik tersebut,” tutupnya. (Med/Red)