Oleh: Anisa Amalia
Saat ini kita sedang dihadapkan pada permasalahan sosial di masyarakat yang tidak akan terjadi bencana, seperti kemiskinan, kriminalitas, kekurangan gizi, tunawisma, dari tahun ketahun. Contohnya adalah tindakan kriminalitas di masyarakat.
Akhir-akhir ini masyrakat cemas karena banyak pembegal yang mengincar mereka. Tak hanya motor, bahkan para pelaku pun tidak segan-segan ingin mengambil nyawa pemiliknya. Maraknya pembegalan saat ini merupakan salah satu dari permasalahan sosial.
Sebenarnya, banyak tindakan yang telah diambil oleh pemerintah maupun para penegak hukum untuk menyelesaikannya, misalnya memberi bantuan, mengadakan razia, dan masih banyak lagi, tapi tetap saja tidak terselesaikan.
Hal ini menciptakan sebuah pertanyaan yang muncul dari benak pikiran kita, kenapa hal ini tak kunjung usai? Tidak terselesaikannya masalah sosial yang ada bukan disebabkan tidak adanya tindakan dari pemerintah melainkan belum mencapainya akar permasalahan dari semua masalah ini.
Sebenarnya akar permasalahan sosial ini adalah mutu pendidikan yang rendah. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia yang bisa diubah kualitas hidup mereka menjadi lebih baik. Pendidikan juga akan membentuk menjadi manusia makhluk yang beradab dan bermoral. Namun kenyataannya pendidikan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat, sehingga menimbulkan masalah-masalah sosial di masyarakat.
Bukti rendahnya mutu pendidkan di Indonesia bisa dilihat dari data UNESCO tahun 2000 tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (IPM). Indeks ini merupakan komposisi dari peringkat pencapaian suatu negara dari berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala. UNESCO menemukan bahwa indeks pengembangan manusia indonesia semakin menurun dari tahun ke tahun. Indonesia menempati urutan ke 102 (1996), ke 99 (1997), ke 105 (1998), dan ke 109 (1999) dari 174 negara yang ada di dunia.
Hal serupa juga bisa dilihat dari survei Political and Economic Risk Consultant (PERC). Survei ini membuktikan bahwa kualitas pendikan di Indonesia menempati urutan ke 12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia bahkan berada di bawah Vietnam, Negara yang terkenal lebih kecil dari Indonesia.
Ironisnya lagi, data yang di laporkan oleh The World Economic Forum Swedia (2000), mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang terbilang rendah, yakni hanya menempati urutan ke 37 dari 57 negara-negara dunia yang telah di survei. Bahkan Indonesia hanya berpredikat sebagai follower dalam hal pengembangan teknologi, bukan sebagai pemimpin dari 53 negara yang ada di dunia.
Dampak yang dirasakan oleh indonesia akibat rendahnya kualitas pendidikan selain itu semakin meningkat angka kemiskinan, kriminalitas, dan masalah-masalah sosial lainnya.
Rendahnya pendidikan di Indonesia membuat sebagian orang merasa kesulitan di dalam hidupnya, sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan kriminalitas, seperti pembegalan, pencurian merampok, pembunuhan, dan lain-lain. Misalnya, sebenarnya merka sama sekali tidak ingin melakukan tindakan itu semua, tapi keaadanlah yang memaksa mereka.
Jika saja mereka memperoleh pendidikan yang lebih baik, tentu saja mereka tidak akan melakukan tinddakan sekeji itu. Mereka akan menjadi prtibadi yang beradab dan memiliki kemampuan yang baik dalam menghidupi keterampilan-keterampilan mumpuni yang diperoleh dari pendidkan berkualitas.
Berdasarkan penjabaran-penjabaran diatas bisa di ambil kesimpulannya rendah pendidkan merupakan akar masalah dari meningkatnya permasalahan sosial di indonesia saat ini. Oleh kareana itu, seharusnya pemerintah dapat memperbaiki dan emningkatkan kualitas pendidikan di indonesia agar menjadi sumber daya manusia di negara-negara lain.
Sumber:
tulisan ini disadue dari http://www.prbahasaindonesia.com/2016/01/contoh-artikel-opini-pend dan di beberapa bagian telah diubah seperti kalimatnya tanpa menghilangkan gagasan utama penulisnya.