Beranda Artis Muni Cader, Legenda Aktor Antagonis Kelahiran Serang

Muni Cader, Legenda Aktor Antagonis Kelahiran Serang

Muni Cader. (IST)

MUNI Cader dikenal sebagai salah satu aktor legendaris dengan peran antagonis. Ia telah berkarya sepanjang 50 tahun dengan 78 judul film.

Aktor bernama lengkap Muny Abdul Kadir ini lahir di Serang, Banten, 2 Februari 1932. Ia mencintai dunia seni sejak duduk di bangku sekolah, di mana saat itu dirinya sering menulis cerita pendek di majalah.

Muni Cader mengawali karir dengan bermain film berjudul Djelita sebagai figuran di era awal 1950-an. Kemudian dia mendapat banyak tawaran film lainnya, seperti Pangeran Hamid, Mr X, Selamat Tinggal Kekasih, Bayi Ajaib dan masih banyak lagi.

Selama hampir 16 tahun, aktor dengan ciri khas kumis tebal ini menghilang dari panggung hiburan karena sibuk dengan bisnis. Pada 1971 dia kembali bermain di film Kekasihku Ibuku dan Cinta Terbatas. Kemudian dia bermain di beberapa judul film lainnya seperti Hanya Satu Jalan, Akan Kulepaskan, Angkara Murka, Si Comel, Prahara, Pembalasan Si Pitung, dan Godaan Tuyul.

Muni juga menguasai akting dan memperhatikan akting dari sisi ilmiah. Saat akan bermain film, dia selalu menanyakan kepada kameramen tentang lensa yang digunakan untuk menyusun aktingnya dalam sebuah grafik sesuai teori.

Selain film, Muni Cader juga sempat membintangi sejumlah sinetron populer Tanah Air. Di antaranya saja, Singgasana Brama Kumbara, Wiro Sableng, Janjiku, dan sinetron terakhirnya Jaka Gledek yang tayang tahun 2000.

Muni Cader juga tercatat sebagai tokoh yang ikut mendukung  pembentukan Provinsi Banten. Nina Herlina Lubis dalam buku ‘Banten dalam Pergumulan Sejarah : Sultan, Ulama, Jawara’ mencatat bahwa Muni Cader merupakan salah satu tokoh yang turut hadir dalam acara ‘Pertemuan Nyimas Ropoh’ di Pandeglang, pada 23 Januari 2000. Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat mulai dari para ulama, para pendekar, ibu-ibu yang tergabung dalam IWABA (Ikatan Wanita Banten), pemuda, mahasiswa, para tokoh masyarakat baik yang ada di Banten maupun yang berada di luar Banten, para Bupati se-Banten, serta para Ketua DPRD se-Banten. Dalam pertemuan silaturahmi ini, yang bertindak sebagai pengundang yaitu Uwes Qorny, Irsyad Djuwaeli, dan H. Mardini. Sementara itu, para tokoh Banten yang hadir antara lain Mendagri Letjen (purn.) Suryadi Sudirdja, Ketua KAHMI Jaya Tb. Farjch Nahril, Tb. H. Tryana Sjam’un, Anggota DPR-RI Ekky Syahrudjn, H.M. Aly Yahya, dan Umbu Saraswati, cendekiawan asal Banten Rony Nitibaskara, Mustopadidjaja, dan H.M.A. Tihami, pengusaha H. Tb. Chasan Sochib, Ajat Sudrajat, H. Hariri Hady, artis Muni Cader dan Dedy Gumelar (Miing Bagito), H. Aceng Ishak, H. Djadjat Mudjahidin, E Iwa Tuskana, H. Djuwanda, H. Bai Mulyadi Jayabaya, para ulama K.H. Aminuddin Ibrahim, LML, K.H. Yusuf, dan H. Embay Mulya Syarif, H. Ida Karis, H. Mansyur Muchjiddin, H. Tb. Aat Syafaat, Uu Mangkusasmita, H. Djadjuli Mangkusubrata, Agus Najiullah, Tb. Encep Hadimulyana. Para pejabat Banten yang hadir antara lain Bupati Pandeglang Yitno, Bupati Lebak Yas’a Mulyadi, Ketua DPRD Pandeglang, Encep Daden Ibrahim, dan Ketua DPRD Kab. Tangerang. Tokoh lainnya yaitu, Dadang, Aceng Ishak, Hariri Hadi, Sudradjat, Harun Kamil, Palgunadi, dan lain-lain.

Baca Juga :  Forum Seniman Banten Berbincang Strategi Kebudayaan di Banten

Puncak acara dari pertemuan itu adalah pembacaan “Deklarasi Nyi Mas Ropoh” yang dibacakan oleh Encep Daden Ibrahim, Ketua DPRD Pandeglang dengan didampingi oleh Ketua-Ketua DPRD se Banten. Deklarasi ini  dipandang sebagai dukungan resmi dari semua Ketua DPRD Tingkat II Karesidenan Banten dan masyarakat pembentukan Provinsi Banten.

(Ink/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News