SERANG – Wakil Ketua DPRD Banten, M Nawa Said Dimyati mengungkapkan skema penyelamatan dan penyehatan Bank Banten menggunakan dana segar. Dana tersebut diambil dari pemangkasan anggaran diberbagai macam bidang, diantaranya anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT) Covid-19 dan belanja pegawai.
“Kemarin kan pembahasan usulan Pemprov Banten terkait Raperda (rancangan peraturann daerah) penyertaan modal untuk PT BGD (Banten Global Development) atau untuk Bank Banten. Dimana surat resminya itu adalah (penyertaan) Rp 1,5 triliun,” kata Nawa saat dihubungi, Jumat (10/7/2020).
Kepada Pemprov, lanjut Nawa, DPRD juga menanyakan terkait sumber dana apakah menggunakan APBD 2020 atau dana kas daerah (kasda) sebesar Rp1,9 triliun yang mengendap di Bank Banten.
“Mereka (pemprov) menjelaskan ada, yaitu dengan melakukan pemangkasan anggaran diberbagai bidang. Yang pertama melakukan pemangkasan anggaran Covid-19 dari Rp1,6 triliun diambil Rp 700 milliar, kedua belanja pegawai disisir ada Rp 400 miliar lebih, kan jadi Rp 1,1 triliun. Juga ada penambahan modal Agrobisinis diambil dan dari beberapa tempat sehingga terkumpulah Rp 1,5 tirliun,” jelasnya.
Menurut Nawa, DPRD akan mendukung langkah Pemprov Banten dalam melakukan penyelamatan dan penyehatan Bank Banten. Meski begitu, dirinya mengakui jika hal tersebut bukan merupakan pilihan populis.
“Ini kan extra ordinary (kadaan luarbiasa) dalam rangka menyelamatkan kasda Rp1,9 triliun dan Rp612 miliar dana yang dipakai pada saat akuisisi Bank Pundi untuk menjadi Bank Banten. Dan APBD Perubahan 2020 akan lebih mengarah ke sana,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nawa mengungkapkan, dana yang akan disuntikan ke Bank Banten dapat lebih dari Rp 1,5 triliun.
“Kenapa bisa, kan ada 49 persen pemegang saham juga yang akan ikut menyertakan modal. Dari sana juga akan ada tambahan. Baru selesai itu bisa right issue, yang penting sekarang sehat dulu,” katanya.
(Mir/Red)