Beranda Pendidikan Miris! Siswa SDN Pasir Tenjo Pandeglang Belajar di Luar Ruangan Akibat Plafon...

Miris! Siswa SDN Pasir Tenjo Pandeglang Belajar di Luar Ruangan Akibat Plafon Kelas Ambrol

Siswa SDN Pasir Tenjo 4 belajar di ruang kelas (Memed/Bantennews.co.id)

PANDEGLANG – Siswa kelas 1 dan 2 SDN Pasir Tenjo 4 yang berada di Kampung Kalapa Nunggal Desa Pasir Tenjo, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten terpaksa belajar di luar kelas lantaran atap ruang kelas tempat mereka belajar berjatuhan karena kondisinya memprihatinkan.

Guru Kelas 1 SDN Pasir Tenjo 4, Rosiana mengatakan, pada Jumat (24/1/2025) disaat kegiatan belajar mengajar berlangsung atap ruang kelas ambruk dan berserakan di lantai serta meja belajar. Beruntung pada saat itu siswa kelas 1 sedang mengadakan kegiatan di ruang kelas 5 sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Kata Rosiana, keadaan bangunan sekoleah sesungguhnya susah tidak layak untuk ditempati karena selain atapnya yang mulai berjatuhan, genting yang berada di beberapa ruangan juga sudah mulai ikut berjatuhan. Ditambah lagi, dinding dibeberapa bangunan kelas juga sudah mulai mengalami keretakan.

Kondisi ruangan SDN Pasir Tenjo 4 sangat memperhatikan (Memed/Bantennews.co.id)

Agar tidak memakan korban jiwa, pihak sekolah terpaksa memindahkan lokasi belajar siswa kelas 1 dan 2 di depan ruang dewan guru. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi agar para siswa tidak terkena jatuhan plafon dari atas bangunan.

Bahkan kata dia, sebelum belajar di depan ruang dewan guru, para siswa juga belajar di Posyandu sekitar sekolah karena kelas mereka sudah tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

“Alasannya belajar di luar karena tidak bisa dipakai lagi, kemarin pas ada kegiatan Jumat ibadah di kelas 5 itu atap kelas 1 ambruk, atapnya rapuh sekitar 1 tahun ini. Kami pindahkan dari ruang kelas karena tidak nyaman dan khawatir, kemarin aja sempat dipindahkan ke posyandu,” kata Rosiana, Sabtu (25/1/2025).

Menurutnya, bangunan sekolah yang tidak layak tersebut berimbas pada kekhawatiran dan penerimaan siswa. Pada tahun ajaran baru saja, siswa kelas 1 hanya berjumlah 9 orang lantaran wali murid khawatir jika anaknya bersekolah disana malah akan jadi korban.

Baca Juga :  Tanto: Paskibra Harus Jadi Teladan yang Baik

Selain sulit mendapatkan peserta didik baru, beberapa orangtua siswa juga terpaksa memindahkan anak mereka ke sekolah yang lain karena dianggap bangunannya lebih layak dan tidak membahayakan bagi para siswa.

“Tahun kemarin kondisinya sudah rapuh tapi tahun ini kondisinya makin parah karena cuacanya hujan, genting dan atapnya juga sudah tidak berfungsi lagi. Sebenarnya semua ruang kelas tidak layak tapi yang paling parah itu kelas 1, 2 dan kelas 3,” jelasnya.

“Tentunya harapan kami dewan guru segera ada penyelesaian dari pemerintah jangan menunggu ada korban baik dari siswa ataupun dewan guru, soalnya dari masyarakat khususnya wali murid kalau sekolahnya tidak dibangun ya mungkin anaknya pada pindah sekolah. Ini bukan masalah kegiatan belajar saja malah bisa mengarah ke nyawa seseorang,” sambungnya.

Sementara itu, seorang wali murid, Ira mengaku terpaksa harus menunggui anaknya selama kegiatan belajar sebab khawatir jika kejadian jatuhnya plafon kembali terulang dan menimpa anaknya. Ia juga mengaku keberatan jika para siswa harus belajar di luar kelas, namun demi keselamatan dirinya harus rela melihat anaknya belajar tanpa ruang kelas.

“Ya kami takut roboh lagi, kan kejadian kemarin itu kami sudah trauma. (Belajar di luar kelas) Setuju tidak setuju tapi mau gimana lagi daripada kena reruntuhan ya lebih baik di luar lah. Kami sengaja jagain disini karena takut itu kena reruntuhan kalau roboh,” ungkapnya.

Ira mengaku terpaksa mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut karena hanya sekolah ini yang dekat dengan kediamannya. Dirinya berharap pemerintah Kabupaten Pandeglang segera turun tangan dan memberikan solusi secepatnya agar para orangtua siswa tidak merasa khawatir saat anaknya belajar di sekolah itu.

Baca Juga :  Sampling Tes Swab Siswa SMA/SMK di Banten Dilaksanakan Desember 2020

“Ya maunya kami dibangun karena disini terpencil tidak ada sekolah lain yang dekat cuman disini doang kalau yang lain jauh. Ya harapannya cepat dibangun supaya tidak kepikiran terus,” harapannya.

Penulis : Memed
Editor : Usman Temposo

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News