LEBAK – Nasib miris harus dialami keluarga pasangan Rahmat (37) dan istrinya Tia (40) beserta kedua anaknya. Warga Kampung Ciluluk, Desa Keusik, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak itu harus tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang berukuran 3×4 meter selama 10 tahun.
Dari pantauan di lokasi, keluarga tersebut terpaksa tinggal di RTLH karena keterbatasan ekonomi. Selama 10 tahun, keluarga Rahmat tinggal di rumah yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu.
Parahnya, bangunan tersebut sudah terlihat miring dan hampir roboh. Sementara pada setiap sisi bangunannya dipenuhi lubang dan hanya ditutupi terpal serta kain usang.
“Beginilah kondisi rumah saya, tidak ada ubin, atap juga sudah banyak yang bocor. Bahkan tiang penyangga dari kayu pun sudah sudah rapuh dimakan rayap,” kata Tia kepada BantenNews.co.id, Rabu (9/4/2025).
Ia mengaku, telah tinggal di bangunan tersebut selama 10 tahun.
“Saya sudah tinggal 10 tahun bersama suami dan anak-anak di rumah ini. Anak yang pertama sekolah kelas 5, dan yang bungsu kelas 2,” katanya.
Ia mengungkapkan, pekerjaan suaminya hanyalah buruh angkut pasir. Jangankan untuk membangun rumah, untuk memenuhi lebutuhan sehari-hari saja sangat kesulitan.
“Penghasilan suami paling hanya Rp15 hingga Rp30 ribu per hari. Penghasilan tersebut hanya cukup untuk beli beras dan tempe saja. Kalau dibilang cukup jelas nggak cukup, tapi saya coba dicukup-cukupi saja agar semuanya tercukupi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sudah mengajukan bantuan perbaikan rumah dan sudah beberapa kali diusulkan. Namun hingga kini belum ada jawaban pasti.
Bahkan, bantuan dari pemerintah seperti BPNT PKH dan bantuan sosial lainnya hampir tidak pernah dikecapnya.
“Kalau diusulkan emang sudah sering diusulkan, bahkan difoto juga udah sering, minta kartu KK, KTP, SPPT segala macam udah tapi nggak ada hasil sampai sekarang pak. Kalau sekarang nggak dapat apa-apa cuma dulu saya dapat uang Covid saja, itu pas musim Corona,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Keusik, Deden Handayani mengatakan pihaknya sudah melakukan usulan terkait program RTLH di desanya. Namun hingga kini belum satu pun ada yang terealisasi.
“Dari pihak desa sering mengajukan, mulai dari bantuan RTLH maupun apa. Tapi alhamdulillah sampai saat ini belum ada titik temu untuk RTLH. Pengajuan mah dari tahun 2022 itu udah diajukan,” ucap Deden.
Ia juga mengaku, terdapat 40 rumah di desanya yang sudah diusulkan, tapi hasilnya nihil.
“Bahkan bukan keluarga Rahmat aja bahkan ada 40 rumah yang diajukan tapi sampai saat ini Desa Keusik belum dapa bantuan RTLH. Bahkan satu pun tidak ada realisasi. Ada satu kemarin tapi hingga kini belum ada,” katanya.
Penulis : Sandi Sudrajat
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd