Beranda Kesehatan Menteri Kesehatan Indonesia Dorong Vaksin TBC Bisa Didistribusikan di Tahun 2029

Menteri Kesehatan Indonesia Dorong Vaksin TBC Bisa Didistribusikan di Tahun 2029

Menteri Kesehatan RI Budi Sadikin saat menyampaikan pemaparan

SERANG – Bersama Stop TB Partnership, Indonesia menjadi tuan rumah diskusi tentang Vaksin TBC di sela pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79 di New York. Diskusi tentang Vaksin TBC yang berjudul ‘Future Ready: TB Vaccines’ yang diselenggarakan pada 24 September 2024 tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Indonesia dan Menteri Kesehatan India, perwakilan pembuat kebijakan negara dengan beban TBC tinggi, para peneliti, organisasi masyarakat madani, komunitas, organisasi dan perusahaan pengembang vaksin TBC, serta organisasi internasional dan mitra pembangunan seperti WHO, Bill & Melinda Gates Foundation, Gavi, Global Fund, European Investment Bank, dan lainnya.

Diskusi ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi terkini terkait pengembangan Vaksin TBC yang dilakukan di tingkat dunia. Diskusi ini juga bertujuan untuk memicu para pemangku kepentingan terkait dalam mendiskusikan tantangan serta solusi yang dibutuhkan agar target penemuan vaksin TB dapat tercapai di tahun 2028.

Lucica Ditiu, Direktur Eksekutif Stop TB Partnership, mengatakan kita perlu memastikan diskusi tentang Vaksin TBC terus berlanjut agar ada aksi yang berkelanjutan.

Menteri Kesehatan RI Budi Sadikin juga menekankan TB ada masalah yang masih tinggi di negara berkembang dan miskin sehingga tidak ada sumber daya cukup yang dialokasikan untuk mengakhiri masalah ini.

“Apabila Vaksin TBC tidak ditemukan di 2028 dan mulai didistribusikan di 2029, maka dunia tidak akan dapat mengeliminasi TBC pada 2030. Padahal hanya butuh waktu dua tahun untuk menemukan vaksin Covid-19,” katanya.

Saat ini ada sekitar 16 kandidat vaksin TBC sedang dikembangkan, dimana 12 diantaranya sudah masuk dalam fase uji coba klinis, dan 6 diantaranya sudah memasuki uji klinis tahap ketiga yang merupakan tahap akhir dalam pengembangan vaksin.Indonesia, negara dengan beban TBC tertinggi kedua dunia, saat ini juga secara aktif terlibat dalam penelitian vaksin TBC bernama M72/AS01E yang dikembangkan oleh Glaxo Smith Kline dan dengan dukungan dana dari Bill & Melinda Gates Foundation.

Dalam diskusi ini juga disampaikan oleh beberapa mitra pembangunan dan organisasi internasional bahwa pengumpulan dana untuk penelitian dan pengembangan Vaksin TBC sangat sulit. Meskipun pertemuan PBB tingkat tinggi tentang TBC 2023 telah menyepakati komitmen dunia untuk meningkatkan sumber daya penemuan vaksin TBC, sampai saat ini hal tersebut masih belum terjadi. Pendanaan untuk pengembangan Vaksin TBC masih sangat terbatas, terutama dari pihak swasta.

dr. Nadia Nurul H.W Luntungan, selaku Ketua Yayasan Stop TB Partnership Indonesia, yang juga turut hadir pada pertemuan tersebut menuturkan, penemuan vaksin TBC baru di 2028 bisa dilakukan apabila pemimpin dunia betul-betul mentranslasikan komitmen pada aksi dan alokasi sumberdaya yang mencukupi.

“Negara dengan beban TBC tinggi seperti Indonesia perlu terus mengawal dan memastikan proses yang dibutuhkan untuk penemuan dan penyediaan vaksin TBC terjadi tepat waktu” terangnya.

Prof Erlina Burhan, peneliti utama Vaksin TBC di Indonesia dan penasihat Yayasan Kemitraan Strategis Tuberkulosis Indonesia atau Stop TB Partnership Indonesia, juga mengingatkan harapan pasien TBC untuk adanya vaksin sangat besar. Namun, masih dibutuhkan alokasi dana dan kolaborasi yang kuat dalam mewujudkan hal tersebut.

Tuberkulosis, penyakit infeksi menular melalui udara, telah membunuh 1,3 juta orang di dunia (Global TB Report 2023), dan masih terus membunuh satu orang setiap empat menit di Indonesia.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News