VAKSIN hepatitis B adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis B (HBV). Vaksin hepatitis B merupakan salah satu jenis vaksinasi yang wajib diberikan pada anak.
Vaksin hepatitis B mengandung antigen permukaan virus hepatitis B (HBsAg) yang sudah dinonaktifkan. Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan antibodi untuk melawan virus. Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh dari penderita hepatitis B.
Virus hepatitis B yang menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang dapat menjadi berlanjut menjadi penyakit kronis dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti sirosis dan kanker hati. Merek dagang vaksin hepatitis B: Engerix-B Vaksin Hepatitis B merupakan golongan obat resep yang diperuntukkan bagi bayi hingga dewasa. Bagi ibu hamil dan menyusui, pemberian obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Belum diketahui apakah vaksin hepatitis B bisa terserap ke dalam ASI atau tidak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.42 Tahun 2013 dan No.12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi, pemberian vaksin hepatitis B menjadi salah satu imunisasi wajib yang diberikan kepada anak.
World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan bahwa semua bayi harus menerima dosis pertama vaksin hepatitis B dalam waktu maksimal 24 jam setelah dilahirkan.
Dosis vaksin hepatitis B akan disesuaikan dengan usia dan kondisi
pasien, serta tujuan penggunaan obat. Dewasa usia >18 tahun: 0,5-1 ml, sebanyak 3 kali. Jadwal pemberian vaksin dihitung dengan bulan 0 sebagai dosis pertama, diikuti dengan bulan ke 1 dan bulan ke 6.
Bayi dan anak-anak: 0,5 ml, sebanyak 3 kali. Untuk vaksin hepatitis primer, dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir. Dosis selanjutnya diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin hepatitis B booster diberikan mulai usia 18 bulan.
Efek interaksi antarobat dapat timbul jika vaksin hepatitis B digunakan dengan obat-obat tertentu antara lain penurunan efektivitas vaksin hepatitis B jika digunakan dengan obat golongan imunosupresan, seperti belimumab, budesonide, atau ciclosporin.
Kemudian, peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat golongan antikoagulan, seperti warfarin
Beberapa efek samping umum yang dapat terjadi setelah menerima vaksin hepatitis B adalah kemerahan, nyeri, bengkak, atau muncul benjolan di area suntikan, sakit kepala, dan kelelahan.
Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan munculnya gejala tertentu, seperti ruam yang gatal, mata dan bibir membengkak, atau kesulitan bernapas.
Segera ke dokter jika mengalami efek samping serius yang jarang terjadi, seperti demam atau membengkaknya kelenjar getah bening, pusing yang sangat berat hingga ingin pingsan dan kejang. (Adv)