Beranda Opini Menakar Sebuah Kesuksesan

Menakar Sebuah Kesuksesan

Ilustrasi - foto istimewa IDN Times

Oleh: Juhji, Anggota MUI Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang

Setiap manusia tentu ingin mencapai kata “sukses” dalam semua aktivitas hidup dan kehidupannya. Meski banyak rintangan dan cobaan yang diterima, ia tetap konsisten demi sebuah kesuksesan yang diinginkan. Ada yang berpendapat bahwa sukses itu terukur dari banyaknya harta yang dikumpulkan, tingginya prestasi dan tercapainya sebuah kedudukan dan jabatan, luasnya tanah berhektaran, serta banyaknya kendaraan yang melimpah di parkiran.

Sebagian lagi berpendapat bahwa sukses itu bukanlah yang dinampakkan dalam keduniaan. Sukses itu adalah ketika seseorang mampu memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Harta, tahta, dan wanita menurutnya bukanlah semata-mata menjadi tujuan dari sebuah kesuksesan.

Lalu apa sesungguhnya kesuksesan itu? Inilah yang menjadi diskusi bersama. Ada orang yang beranggapan bahwa dirinya merupakan orang yang tidak sukses dalam kehidupan, karena minimnya prestasi dan jabatan. Padahal kesuksesan itu, tidaklah diukur melalui perspektif dirinya dalam berpandangan.

Di lain sisi, ada yang orang yang tetap berupaya menjalani proses kehidupannya secara baik dan berkualitas, ia tidak menyadari bahwa proses yang dijalaninya itu merupakan sebuah jalan menuju kesuksesan. Lambat nampun pasti, ia patrikan dalam diri bahwa orang yang hari ini sama dengan hari kemarin ialah orang yang merugi.

Ia sadar setelah orang lain meyakinkannya bahwa ia bagian daripada orang yang mengalami kesuksesan. Kesuksesannya diukur melalui perspektif orang lain yang mengalami kebermanfaatan akan kehadirannya di sebuah lingkungan.

Sukses itu sesungguhnya terjadi jika seseorang mampu mewujudkan tujuannya dalam hal kebaikan dengan penuh rasa kebahagian, bukan hanya untuk tujuan di dunia yang fana, melainkan juga untuk tujuan di akhirat yang baqa. Untuk menjadi orang yang sukses, telah diriwayatkan dalam Hadits Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni yang dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ bahwa: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. Artinya, bahwa kunci dari kesuksesan seseorang itu terletak pada dampak dan kebermanfaatannya kepada orang lain. Adanya ia tidak dianggap sebagai ketiadaan. Ini tentu menjadi sebuah pertanyaan, seberapa manfaatkah kehadiran diri ini bagi lingkungan?

Baca Juga :  Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Mahasiswa

Oleh sebab itu, untuk mencapai sebuah kesuksesan, setidaknya ada sembilan hal yang dapat diperhatikan, yakni: niat, iman, taqwa, ilmu, proses, sedekah, bersyukur, istiqomah, dan silaturahmi. Inilah yang sesungguhnya diilustrasikan bahwa kesuksesan seseorang itu ibarat bongkahan es di lautan.

Untuk mampu menjulang tinggi kokoh di permukaan, ia rela menyembunyikan segudang permasalahan di dalam lautan. Mereka hanya tahu dari luaran dan permukaan, padahal banyak hal yang ia lakukan dan sembunyikan. Niat yang ikhlas merupakan spirit yang harus ditegakkan, sampai pada silaturahmi yang dibudayakan. Semoga kita menjadi bagian dari orang yang mencapai kesuksesan. Aamiin.

(***)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News