SERANG – Menteri Agama Republik Indonesia, Jendral TNI (Purn) Fachrul Razi menyatakan keislaman dan kebangsaan tidak boleh terpisah dari dunia pendidikan. Keduanya harus hadir di tengah ruang pendidikan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan
Fachrul Razi di acara pembinaan guru-guru madrasah sekaligus peresmian gedung yang didanai dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Serang, Kamis (20/2/2020).
“Negera lain melihat keislaman dan kebangsaan tidak boleh dipisah. Indonesia dibanggakan karena mendudukan identitas Islam dan kebangsaan sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan,” kata Menag didampingi oleh Kepala Kanwil Kemenag Banten Bazari Syam.
Menteri Agama meminta agar guru-guru di madrasah tidak memisahkan antara keislaman dan kebangsaan dari dunia pendidikan. Hal tersebut untuk menangkal paham radikalisme yang kerap menjangkiti dunia pendidikan.
Pola semangat keislaman dan kebangsaan di Indonesia menurutnya, sudah ada sejak resolusi jihad digemakan oleh kalangan ulama Indonesia untuk mengusir penjajah dari Bumi Pertiwi.
“Kami tidak ingin memisahkan identitas keislaman dan kebangsaan.
Kami dari dulu sejak zaman penjajahan sudah ada wacana itu. Pejuang Islam pejuang bangsa itu bisa terlihat dari fatwa Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari,” jelasnya.
Di sisi lain ia mengapresiasi tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah Aliyah. Hal itu terlihat dari tingginya angka siswa madrasah aliyah di Indonesia.
“Bukan saja mereka yang lulus dari tsanawiyah namun mereka yang lulus dari SMP juga banyak masuk ke madrasah. Saat ini madrasah menjadi sekolah favorit utama. Kualitas guru yang baik menghasilkan lulusan madrasah unggul di bidang iman dan taqwa serta unggul di Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) serta memiliki wawasan kebangsaan tinggi,” jelasnya. (You/Red)