LEBAK – Aminudin warga Kampung Pasir Keris, Desa Sukaraja, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, bersama istri dan ketiga anaknya harus hidup di sebuah gubuk tidak layak huni yang terletak di tepi hutan.
Gubuk yang ditempati Aminudin bersama keluarganya tersebut berukuran 4×2 meter yang terbuat dari bambu dengan atap terpal seadanya. Sehingga disaat cuaca hujan rumah tersebut sering kebocoran.
Aminudin mengatakan, dirinya hanyalah seorang pekerja serabutan. Untuk kehidupan sehari-harinya saja tidaklah cukup, apalagi untuk memperbaiki rumah.
“Penghasilan saya tidak menentu, karena saya hanya bekerja serabutan. Tapi untuk sementara, saya ikhlaskan dan mensyukuri apa yang ada,” kata Aminudin kepada BantenNews.co.id, Sabtu (28/12/2024).
Ia mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya kadang diajak bekerja oleh warga yang peduli.
“Kadang ada orang baik mengajak (kerja) kuli. Jadi dari situ ada sedikit penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Aminah istri Aminudin menambahkan, bahwa keluarganya sempat mengalami hari-hari sulit. Bahkan tidak makan seharian karena suaminya tidak mendapatkan rezeki.
“Kami sudah bertahun-tahun tinggal di hutan seperti ini. Keadaan yang serba kekurangan,” ucap Aminah dengan wajah sedih.
Ia berharap, agar pemerintah bisa membantu untuk memperbaiki rumahnya yang tidak layak huni bisa menjadi layak dan nyaman untuk ditempati.
“Semoga saja ada bantuan dari pemerintah agar mereka bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak dan hidup yang lebih baik di masa depan,” katanya.
Penulis: Sandi Sudrajat
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd