Tak terasa saat ini sudah memasuki pertengahan Ramadan. Tradisi di tengah masyarakat Serang, dan Banten pada umumnya mengenal qunutan. Tradisi ini biasanya ditandai dengan munculnya ketupat untuk hidangan berbuka dan sahur serta tasyakuran di surau atau masjid.
Selain ditandai dengan tradisi makanan berupa ketupat, malam ke-16 Ramadan juga ditandai dengan bacaan qunut saat tarawih. Bacaan qunut sendiri menurut Buya Yahya bukan hanya pada malam ke-16 Ramadan, tapi Mazhab Syafi’i menggunakan bacaan itu pada solat subuh.
“Ada juga qunut nazilah ketika ada bencana. Mazhab kita Imam Syafi’i pertengahan Ramadan. Itu sunah, bukan karena ada musibah. Bahkan menurut Imam Ahmad ibn Hambal dari awal Ramadan,” kata Buya Yahya.
Qunut juga, kata Buya Yahya, menandai 10 hari terakhir bulan Ramadan. “Di dalamnya berdoa, sehingga ada panjatan (doa) khusus sehingga kita ada persiapan memasuki 10 hari terakir Ramadan. Hikmahnya untuk menambah ibadah, menambah kita mengadu kepada Allah,” ujarnya.
Berikut doa qunut:
اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
(Red)