KAB. SERANG – Sejumlah lapisan masyarakat yang berada di Bantaran Sungai Ciujung kembali melakukan aksi penolakan pembangunan sodetan di depan Kantor Bupati Serang, Kamis (17/6/2021). Aksi tersebut dilakukan lantaran pembangunan sodetan yang semula ditunda akan kembali dilanjutkan.
Adanya penolakan pembangunan sodetan di Sungai Ciujung Lama dikarenakan pembangunan yang memasuki tahap II itu dinilai tidak sesuai dengan perencanaan awal yang menormalisasi Sungai Ciujung Lama (Kali Mati).
Massa yang tergabung dalam aksi tersebut menyampaikan aspirasinya yang kemudian diikuti dengan menampilkan teatrikal.
Tulisan “CIUJUNG” tergambar di 7 dada massa yang melakukan teatrikal, mereka memeragakan seolah-olah meminum air yang berasal dari Sungai Ciujung yang telah tercemar.
Wahyudin selaku perwakilan dari Satgas TTKKDH Serang Utara mengatakan pihaknya mendukung normalisasi Sungai Ciujung Lama namun menolak keras pembangunan sodetan.
“Kami menolak pembangunan intake atau sodetan dari Ciujung Baru ke Ciujung Lama karena akan berdampak hanya pembagian limbah saja dari kali Ciujung Baru. Akan tetapi kami sangat mendukung program normalisasi kali Ciujung Lama atau Kali Mati,” ujarnya pada BantenNews.co.id, Kamis (17/6/2021).
Menurut Wahyudin, pembangunan sodetan tidak hanya memberikan air yang sudah tercemar dari Sungai Ciujung Baru ke Ciujung Lama, namun akan berdampak banjir di tiga kecamatan.
“Dengan adanya pembangunan sodetan itu nantinya akan menimbulkan banjir di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pontang, Tirtayasa, dan Lebakwangi. Belanda saja yang dulu menjajah kita meluruskan kali tersebut ke arah Tengkurak bukan dibelokkan,” sambungnya.
Dalam aksi tersebut, massa menyampaikan tuntutan-tuntutan kepada Bupati Serang seperti menghentikan secara permanen pembangunan sodetan, menghentikan penghentian pencemaran Sungai Ciujung Baru, mengaji ulang Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), mencari sumber air baku untuk kebutuhan Long Storage, dan melanjutkan normalisasi Sungai Ciujung Lama.
Adapun massa yang tergabung dalam aksi di antaranya adalah Komunitas Masyarakat Bantaran Sungai (KOMBAT’S), Ciujung Institute (CI), Gerakan Mahasiswa Serang Utara (GAMSUT), TTKKDH Pontang, dan Dewan Aktivis Lingkungan Hidup Indonesia (DALHI).
(Nin/Red)