
TANGERANG – Wakil Walikota Tangerang, Maryono Hasan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih aktif dan peduli terhadap pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Walikota Tangerang, saat membuka kegiatan Sosialisasi Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DKRPPA).
Dalam sambutannya, Maryono, menekankan bahwa peran serta masyarakat dalam mencegah kekerasan sangatlah penting.
“Kita tidak bisa bekerja sendirian. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan semua elemen terkait adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak,” ujar Maryono.
Ia juga mengingatkan, kekerasan yang sering kali terjadi disebabkan oleh kelalaian atau ketidakpedulian lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting untuk setiap individu merasa bertanggung jawab untuk saling menjaga.
“Pemkot Tangerang, melalui Dinas P3AP2KB, menghadirkan berbagai layanan penanganan kekerasan secara cepat dan efektif, yang dapat diakses oleh masyarakat melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) serta Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA). Dan itu semua gratis, dan melibatkan peran aktif masyarakat, termasuk melalui Satgas PATBM yang ada di setiap desa dan kelurahan,” jelasnya.
Dirinya, juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu dalam bertindak jika mengetahui atau menyaksikan kasus kekerasan di sekitar mereka.
“Jangan pernah merasa sendirian. Laporkan kejadian kekerasan, bantu mendamaikan, atau informasikan kepada pihak berwenang,” seru wakil wali kota, seraya mengingatkan bahwa upaya pencegahan dan penanganan kekerasan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.
Maryono, berharap, dengan adanya sosialisasi ini dapat semakin meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh lapisan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah bagi perempuan dan anak.
“Kita ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun anak atau perempuan yang merasa sendiri atau terabaikan ketika mengalami kekerasan atau diskriminasi. Semua pihak harus bergerak bersama mulai dari rumah, sekolah, tempat ibadah, hingga ke lingkungan RT/RW.” tukas wakil.
Tim Redaksi