
SERANG – Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) mengungkapkan, Provinsi Banten merupakan wilayah yang masyarakatnya heterogen sejak masa Kesultanan Banten. Hingga saat ini situasi di Provinsi Banten cukup kondusif.
“Salah satu kelebihan Provinsi Banten, didukung oleh dua wilayah penegak hukum. Kepolisian dari Polda Banten dan Polda Metro Jaya, TNI dari Kodam Siliwangi dan Kodam Jayakarta,” ungkap Gubernur saat menerima Peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Tahun 2021 di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Senin (5/4/2021).
“Empat tahun menjabat Gubernur, saya tidak melihat konflik sosial. Banten terkenal sebagai wilayah sejuta santri dan kyai. Saya juga melakukan pendekatan secara egaliter,” tambahnya melalui siaran tertulis.
Dikatakan, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa yang dihuni oleh berbagai suku dengan latar budaya dan bahasa yang beragam. Sejak masa Kesultanan Banten, khususnya era Sultan Hasanudin, masyarakat Banten sudah heterogen.
Secara umum lanjut Gubernur, dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, karakter masyarakatnya dapat dibagi dua. Untuk wilayah timur atau Tangerang Raya terdiri dari : Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Sedangkan wilayah barat terdiri dari Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak.
“Penduduk Provinsi Banten, terbanyak di Tangerang Raya mencapai 60%. Hal ini karena terjadi urbanisasi, aktivitas pembanguan di sana juga tinggi. Ekspansi dari Jakarta ke BSD (Bumi Serpong Damai), serta dari Bandara Soekarno-Hatta ke wilayah barat,” ungkapnya.
(Red)