PANDEGLANG – Menjelang Pilkada Pandeglang yang akan digelar pada Desember 2020 ini, massa pendukung bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati baku hantam dengan aparat kepolisian. Kericuhan diduga akibat adanya pengrusakan alat peraga kampanye (APK) salah satu calon.
Mulanya unjuk rasa berjalan lancar, namun situasi semakin memanas setelah dua orang yang diduga provokator diamankan aparat kepolisian. Massa yang tidak terima temannya diamankan polisi akhirnya ricuh karena meminta teman mereka tidak dibawa polisi.
Kericuhan baru bisa mereda setelah dua orang dari pengunjuk rasa dilepaskan kembali oleh polisi, massa akhirnya membubarkan diri setelah teman mereka dibebaskan.
Kapolres Pandeglang, AKBP Sofwan Hermanto menjelaskan, kegiatan ini merupakan simulasi pengaman Pilkada yang akan diselenggarakan pada Desember mendatang.
Kata dia, dalam simulasi ini ada beberapa tahapan mulai dari imbauan Pilkada yang dilakukan aparat kepolisian pada masyarakat, pencegahan kericuhan hingga bagaimana cara menghadapi pengunjuk rasa yang anarkis.
Ia membeberkan, dalam simulasi ini diperagakan awalnya ada salah satu pendukung Bapaslon yang merobek Alat Peraga Kampanye, sedangkan disisi lain pendukung Bapasalon yang APK-nya dirobek tidak terima hingga melakukan unjuk rasa ke KPU dan Bawaslu sampai akhirnya rusuh dengan aparat kepolisian.
“Ini simulasi untuk membentuk keterampilan pada seluruh personel yang nantinya akan kami libatkan pengamanan Pilkada mulai dari tahapan pencegahan, memberikan imbauan, dan termasuk bagaimana cara menangani permasalahan yang mulanya kecil contoh dari pengrusakan baliho hingga meningkatkan ke intimidasi dan unjuk rasa,” jelas Kapolres usai simulasi, Rabu (19/8/2020).
Kapolres juga mengajak pada semua masyarakat Pandeglang untuk menyalurkan aspirasinya dengan tepat pada Pilkada nanti dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita bohong yang bisa merugikan.
“Harapnya seluruh masyarakat Pandeglang menyampaikan aspirasinya dengan tepat sesuai dengan ketentuan yang ada dan tidak percaya pada berita bohong. Mari kita berdemokrasi yang sehat tidak saling menjatuhkan, mengolok-olok dan tidak saling menghujat,” pesannya. (Med/Red)