TANGSEL – Pembagian formulir pemberitahuan agar warga mencoblos (form C6) di Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) ternyata dibarengi dengan pemberian bingkisan bergambar pasangan calon Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan. Padahal saat ini sudah memasuki masa tenang.
Sejarawan asal Tangsel, Bonnie Triyana menuliskan soal dibagikan formulir C6 pemberitahuan untuk memilih dan diberikan bingkisan berisi stiker dan brosur program pasangan Benyamin-Pilar. Bonnie membagikan pengalamannya ini melalui akun twitternya lengkap dengan bingkisan yang dibagikan.
“Benar, isinya ada mug (gelas) gambar Benyamin-Pilar, masker warna kuning, brosur program dan stiker,” kata Bonnie saat dihubungi wartawan, Minggu (6/12/2020).
Menurutnya, saat itu ada petugas yang datang membagikan formulir pemberitahuan. Petugas lantas memberi bingkisan dan menyebut bahwa bingkisan adalah titipan dari Benyamin-Pilar untuk warga. Petugas datang menggunakan motor dan terlihat membawa banyak bingkisan serupa di motor.
“Saya dibagikan formulir C oleh orang yang membagikan, itu tugasnya KPPS, ini kan masa tenang, KPPS kan tugasnya membagikan formulir C, tidak boleh membagikan APK (alat peraga kampanye) begini,” ujarnya.
Ketua Bawaslu TangselMuhamad Acep membenarkan menerima informasi pembagian form oleh petugas namun dibarengi pemberian bingkisan dari pasangan Benyamin-Pilar. Bawaslu langsung mencari siapa petugas yang memberikan bingkisan itu.
“Sudah dapat ini lagi ditelusuri, jadi itu yang membagikan siapa, KPPS kah atau bukan. Yang memiliki C6 kan KPPS, ini lagi ditelusuri siapa KPPSnya,” ujar Acep.
Acep menegaskan bahwa penyelenggara Pilkada Tangsel jelas harus netral. Dikatakan, saat ini sudah memasuki masa tenang. Setiap calon tidak boleh menyelenggarakan kegiatan politik.
“Makanya kalau misalnya ini masuk dalam kategori bukan kampanye, ini masuk dalam kategori memberikan iming-iming, jadi tinggal kita lihat dulu penelusuran Panwascam apakah itu oleh KPPS atau bukan,” pungkasnya.
Ade Irawan, Direktur Visi Integritas menyatakan bahwa praktik macam ini tidak hanya memalukan, tapi juga merusak demokrasi, pembodohan, dan mencederai persaingan yang adil.
“Dan tentu saja pelanggaran aturan main pemilu: kampanye di masa tenang dan netralitas penyelenggara,” tegas mantan Kordinator ICW ini.
Olehkarena itu, Ade Irawan menyatakan bahwa penting untuk ditelusuri, apakah praktik ini terjadi cuma kasuistis atau sistematis dengan melibatkan penyelenggara yang lain.
“Sudah tentu sanksi yang tegas bagi pelaku termasuk yang memerintahkan anggota agar ad efek jera,” ungkapnya.
Wartawan Bantennews.co.id masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari KPU Tangsel dan tim Benyamin – Pilar.
(ink/red)