SERANG – Ummi Nisa (21) tahun 2016, menjadi peserta pameran kaligrafi di Syarjah, Uni Emirat Arab, dengan tema “Creative Artists from Southeast Asia”, bersama 11 kaligrafer perempuan dari Indonesia, Singapura, Thailand.
“Awal mula belajar pas masih di MAN Denanyar, di Jombang Jawa Timur tepatnya Desa Denanyar, kebetulan di sana umi mondok di yayasan Mamba’ul Ma’arif tepatnya Asrama Sunan Ampel,” saat berbincang dengan BantenNews.co.id di Serang, Kamis (17/10/2019)
Ummi memilih program Sakal karena penasaran seperti apa sekolah kaligrafi dan memang sakal yang sudah bertaraf international. Dari sinilah Umi belajar kaligrafi, dari tingkat dasar, di Sakal ini menggunakan metode manhaj hamidi, di mana semua belajar dari khot atau kaligrafi yang paling dasar yaitu riq’ah.
Kemudian Ummi mengikuti marosim ijazah nasional yang diselenggarakan di Jombang dan saat itu ia berusia 15 tahun. Dari situlah Syekh Belaid Hamidi dari Maroko menobatkan Ummi khottothoh wanita termuda di dunia.
Pada Desember 2016, Ummi bersama beberapa teman dan ustadzah serta Syeikh Belaid, diikutkan menjadi tamu undangan dalam acara pameran kaligrafi di Dubai.
“Harapan Ummi sih semoga bisa mengembangkan pembelajaran kaligrafi dengan manhaj hamidi di Banten khususnya. Dan bisa mendirikan sekolah kaligrafi cabang dari Sakal. Selain itu harapan saya semoga Indonesia jadi pusat pembelajarn kaligrafi dengan manhaj hamidi terbesar di dunia, dan ummi memiliki murid dari berbagai penjuru dunia juga,” tutupnya. (Reza/Mg/Red)
