SERANG – Mahasiswa Universitas Bina Bansa melangsungkan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Desa Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. KKM tersebut sebagai pengabdian kepada masyarakat dari 18 Juli hingga 28 Agustus 2022 mendatang.
Desa Tirtayasa sebagaimana diketahui memiliki sejarah yang kental. Desa Tirtayasa merupakan sebuah desa wisata religi di kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Desa ini memiliki nilai sejarah yang kental.
Tirtayasa sendiri merupakan pecahan dari Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) yang berkonflik dengan putra mahkota yaitu Pangeran Dakar (Sultan Haji).
Dari sinilah desa ini kemudian menjadi nama sebuah Desa Tirtayasa. Desa yang memiliki luas wilayah sebesar 22,75 km². Desa ini memiliki tipologi kawasan berbentuk persawahan dan ladang-ladang.
Selain itu, juga terdapat sungai yang mengairi kawasan ini, yakni Sungai Ciujung. Pada desa ini, daya tariknya adalah wisata religi dan sejarah.
Salah satu daya tarik wisata religi yang banyak dikenal orang yang ada pada desa ini adalah makam Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten ke-8 yang banyak dikunjungi peziarah dari penjuru nusantara.
Sebagai desa wisata religi, yang tidak terlepas dari sejarah kejayaan Banten di masa lalu tentunya banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah yang harus digali, banyak literature yang mengungkapkan bahwa di masa Sultan Ageng lah puncak kejayaan Banten, terutama dalam hal ekonomi dan pertanian.
Hal itu, terbukti banyak kanal-kanal dan irigisai yang di bangun masa itu untuk mengairi persawahan. Potensi ini juga harus dikembangkan di masa sekarang disamping potensi wisata religi.
“Ketika kami datang di Desa Tirtayasa sudah dilakukan diskusi kecil dengan kepala desa dan perangkatnya. Diskusi tersebut membahas tentang kondisi desa, potensi desa yang diprioritaskan untuk dikembangkan, dan sikap masyarakat tentang pengembangan yang akan dilakukan dalam bidang pariwisata,” kata Ketua Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Universitas Bina Bangsa, Ubay Haki, Kamis (21/7/2022).
Menurutnya, ada beberapa upaya bersama yang harus dilakukan untuk menjadikan Tirtayasa sebagai desa wisata religi, Mulai dari aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi.
“Selain karena latar belakang sejarah, juga potensi budaya dan alamnya, semangat dan kemauan dari masyarakatnya yang tinggi membuat pengembangan desa dalam bidang wisata religi lebih mudah untuk direncanakan serta dilakukan di sini,” ujarnya.
Respons positif diterima dari kepala desa dan perangkatnya yang tengah berdiskusi. Mereka, sebagai perwakilan warga desa, memberi dukungan secara penuh dan menyatakan kesediaannya untuk bergerak bersama demi pembangunan Desa Tirtayasa. (Red)