SERANG – Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi mahasiswa di Banten, melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Provinsi Banten, saat dilaksanakannya paripurna HUT Banten Ke 19, Jumat (4/10/2019).
Mahasiswa menilai sudah 19 tahun Banten memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat namun permasalahan kemiskinan dan pengangguran masih belum bisa diselesaikan. Padahal, tujuan utama pemisahan tersebut untuk membangun kesejahteraan masyarakat Banten.
“Sudah hampir tiga tahun Wahidin dan Andika menjabat yang membawa janji politik membawa perubahan di Banten namun faktanya itu semua mitos belaka,” kata Arman kordinator aksi saat berorasi.
Ia menyampaikan, selain pengangguran dan kemiskinan yang tidak mampu di tangani, persoalan konflik agraria, infrastruktur, kesejahteraan sosial bagi nelayan dan petani hingga fasilitas pendidikan tidak mampu diselesaikan oleh Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.
Namun, meneurutnya, Wahidin-Andika malah mencari untung sendiri dari jabatannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten dengan memperbesar biaya operasional Gubernur yang mencapai Rp11 miliar lebih per tahun. Padahal, Anggaran tersebut telah melanggar Pemerintah Daerah nomor 109 tahun 2000.
“Ini menunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur tidak becus untuk membenahi Banten. Ingat, WH-Andika digaji untuk melayani rakyat bukan sebaliknya,” katanya.
Dalam aksinya mahasiswa sempat memaksa masuk kedalam gedung DPRD hingga terjadi aksi saling dorong dengan pihak kepolisian yang berjaga namun dapat kembali diredam.
Hingga saat para mahasiswa masih melakukan orasi dan berjanji akan terus melakukan aksi sampai Gubernur Banten datang menemui mahasiswa. (You/Red)