SERANG – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Serang meminta Pemprov Banten fokus dalam penanganan pengangguran di Banten. Pasalnya, Provinsi Banten mendapatkan peringkat tertinggi dalam persoalan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di tingkat nasional.
Menurut Ketua Umum HMI Cabang Serang Abu Jihad Amin, jika melihat angka pengangguran tertinggi di lulusan SMK, program link and macth Pemprov Banten nihil. “Ya harus digarap serius (link and match) Karena membangun tak melulu soal infrastruktur jalan,” katanya, Rabu (6/11/2019).
Abu juga meminta Pemprov Banten untuk fokus dalam perbaikan penanganan pengangguran. “Ayo lah, ini bukan soal Pak Wahidin dan Pak Andika, apalagi soal siapa yang mengisi jabatan apa. Tapi soal nasib rakyat Banten, yang harusnya sudah tidak lagi banyak yang nganggur,” terangnya.
Menurut Abu, alasan lain menurut catatan BPS Banten penyumbang penganggaran disebabkan tutupnya salah satu Industri swasta di Tangsel dan efesiensi BUMN PT Krakatau Steel. “Gubernur dan Wakil Gubernur harus juga mampu menjaga iklim investasi. Termasuk mendorong dibukanya usaha-usaha berbasis ekonomi kreatif untuk menjadi daya tarik masyarakat Banten. Jangan hanya cuma slogan mandiri dan berdaya saing,” lanjutnya.
“Perusahaan BUMN, Swasta baik berskala besar hingga kecil, harusnya menjadi perhatian. Karena apapun yang dilakukan Gubernur dan Wakilnya tidak lain berujung pada kesejahteraan masyarakat. Kalau dibalikkan, berarti warga Banten bisa dibilang paling banyak tidak sejahteranya,” tambahnya.
Sementara itu di tempat berbeda Sekretaris Bidang Partisipasi Pembangunan (PPD) HMI Cabang Serang Faisal Dudayef, meminta kepada pemprov untuk lebih serius dalam mengatasi maslaah pengangguran di Banten, tak melulu soal pembangunan insfrastruktur.
“Disayangngkan saat pemerintah sedang menggenjot insfrastruktur tapi disisi lain malahan pengguran meningkat, ini tentu miris melihatnya. Saya harap pemerintah bisa cepat fokus dalam menurunkan tingkat pengangguran,” tegasnya.
Masih menurut Faisal, peningkatan pengangguran dikhawatirkan berdampak secara sosial kepada masyarakat, nantinya bisa saja masyarakat nekat melakukan tindakan kriminal untuk menyambung hidupnya.
“Hal itu juga membuat sebagian dari mereka yang penggangguran mengambil jalan pintas sebagai sarana menyambung hidup. Tetapi lagi-lagi permasalahan terjadi jalan pintas yang mereka pakai adalah jalan pintas yang negatif, mereka melanggar tata tertib dan hukum yang berlaku. Diantaranya mereka melakukan tindak kriminal,” pungkasnya. (You/red)