SERANG – Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 59 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Qory Jumrotul ‘Aqobah menggandeng SMPN 3 Pulosari dalam proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kegiatan yang berlangsung pada 20–22 Januari 2025 ini mengusung tema kewirausahaan dengan fokus pada pemanfaatan potensi pangan lokal, khususnya ubi ungu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Banten (2024), Kecamatan Pulosari menjadi daerah penghasil ubi terbesar di Kabupaten Pandeglang, dengan produksi mencapai 203,78 ton pada 2022.
Sayangnya, potensi besar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, mahasiswa KKM 59 Untirta berinisiatif mengolah ubi ungu menjadi produk bernilai ekonomi, seperti puding ubi ungu dan mie ubi ungu, yang diharapkan bisa menjadi inspirasi usaha bagi para siswa.
Selama tiga hari, mahasiswa KKM 59 Untirta mendampingi para siswa dalam memahami konsep kewirausahaan serta praktik pengolahan produk pangan. Pada hari pertama, siswa mendapatkan materi tentang kewirausahaan dan strategi pemasaran digital.
Hari kedua, mereka belajar tentang teknik pengemasan produk dan desain grafis. Sementara itu, pada hari terakhir, para siswa mempraktikkan langsung cara mengolah ubi ungu menjadi puding dan mie yang siap jual.
Kepala SMPN 3 Pulosari menyambut baik inisiatif ini dan mengapresiasi kontribusi mahasiswa dalam mengedukasi siswa mengenai kewirausahaan berbasis potensi lokal.
“Kami sangat berterima kasih atas pendampingan yang diberikan. Siswa kami mendapatkan wawasan baru tentang cara mengolah dan memasarkan produk pangan lokal,” ujarnya.
Antusiasme para siswa pun terlihat jelas. Salah satu siswa kelas IX mengungkapkan kesan positifnya terhadap kegiatan ini.
“Saya baru tahu kalau ubi bisa diolah jadi puding dan mie. Ini pengalaman yang sangat berharga bagi kami,” katanya dengan penuh semangat.
Program ini tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan baru, tetapi juga menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa dan sekolah, diharapkan inovasi dalam pemanfaatan potensi pangan lokal semakin berkembang dan menginspirasi sekolah lain untuk melakukan hal serupa.
Kegiatan P5 ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara dunia pendidikan dan pemberdayaan ekonomi dapat berjalan beriringan, membuka peluang bagi generasi muda untuk lebih mandiri dan kreatif dalam mengembangkan potensi daerah mereka.
Penulis : Ade Faturohman
Editor: Usman Temposo